Pandemi Covid 19 menjadi tantangan yang besar bagi masyarakat demi memenuhi kebutuhan hidup dan bertahan hidup ditengah-tengah wabah yang sangat cepat penyebarannya ini. Untuk sebagian besar masyarakat yang bekerja sebagai guru mungkin pekerjaannya masih tetap berjalan tidak dengan pengusaha seperti pedagang, petani ataupun peternak, pedagang yang harus tetap berjualan demi terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat dan keluarganya. Begitu pula peternak yang tidak bisa selalu stay dirumah dengan taruhannya yaitu hewan ternak mereka, bagaimana cara mendapat pakan yang biasa mereka dapat dari luar kota, sedangkan kondisi seperti sekarang yang membuat segala sesuatu dibatasi apa lagi hubungan luar kota. Apalagi petani, mereka harus tetap berada diluar untuk tetap menjaga pertaniannya itu. Tetapi untuk didaerah desa yang saya alami, petani-petani yang bekerja disawah itu jarang sakit. Kemungkinan juga untuk tertular dengan virus covid lumayan susah. Dan kemungkinan untuk tertular yaitu ketika distribusi hasil tani itu sendiri. Dan dengan adanya covid ini, hasil tani yang biasanya dikirim ke luar kotapun sekarang hanya bisa di distribusikan didaerah sendiri.
Hal ini tak mudah untuk dilewati, bagi mereka yang mengharuskan untuk beraktivitas diluar, ataupun kebanyakan orang yang sampai kehilangan pekerjaannya. Mereka benar-benar dipaksa untuk menjadi masyarakat yang cerdas, bagaimana caranya agar usaha mereka tetap berjalan lancar. Seperti para pedagang, ketika mereka tidak bisa berjualan di ruko masing-masing, mereka memilih untuk berjualan secara online, pembayaran melalui transfer, dan barangpun diantar sampai tempat tujuan. Mungkin banyak keuntungan untuk para Pedagang obat-obatan, jamu, ataupun maskesr medis, untuk para pedagang keperluan seperti masker itu, mereka mendapatkan pendapatan yang tinggi, dengan harga jual masker yang melambung tinggi dengan berbagai jenis masker yang terus keluar, sesaat masker ini menjadi kebutuhan yang penting.
Pandemi yang sudah mulai menghilangpun masih sulit untuk sebagian orang yang masih bekerja dengan sistem daring, bagi para pengusaha seperti pedagang ini adalah kesempatan mereka untuk memulai usaha yang pernah layu agar kembali subur, tetapi tetap saja ada kesulitan dari setiap usaha, seperti harga pangan yang mahal dan juga langka. Begitu juga ketika covid ini mulai menghilang, para guru dipaksa untuk berfikir bagaimana cara agar siswa bisa tetap belajar di kelas, dengan begitu guru sudah mulai mengajar dengan hybrid, yaitu setengah belajar secara online dan setengah offline. Menurut saya hal ini membuat para guru sulit untuk merekap data ataupun nilai, karna ada yang online maupun offline.
Dan masyarakat yang mendapatkan sumbangan dari pemerintah berupa uang ataupun sembako membuat pedagang sembako kelas kecil tidak mendapatkan pendapatan sebagaimana sebelum Covid menimpa. Mungkin untuk pedagang kelas atas, sedikit terbantu ketika masyarakat yang menerima PKH wajib mengambil sembako itu di pedagang kelas atas yang sudah ditentukan ini. Begitu juga peternak yang mengalami kerugian besar karna harga pakan hewan ternak tidak sebanding dengan pendapatannya, disini peternak ayam mendapat ujian yang sangat besar untuk melanjutkan usahanya atau tidak, banyak peternak yang menjual tanah demi kelangsungan hidup hewan ternak mereka, karna harga pakan yang melonjak naik dan harga telor yang turun drastis. Masyarakat dipaksa oleh keadaan untuk memutar otak agar mendapatkan pendapatan baru agar tercukupinya kebutuhan keluarganya.
Setelah hilangnya wabah Covid 19 ini, kehidupan mulai berjalan lancar. Pedagang yang mulai berjualan lagi lalu peternak ayam yang mulai tersenyum dengan naiknya harga telur. Tetapi ujian bagi para pengusaha bukan hanya masalah itu saja, seperti biaya transportasi, keminatan konsumen dan masih banyak lagi. Untuk pengusaha yang tidak begitu memikirkan untung rugi mungkin tidak begitu bermasalah. Tetapi untuk pengusaha yang administrasi didalam usahanya itu tertata, sudah jelas mereka bingung akan untung rugi ketika biaya transportasi mahal, apalagi seperti sekarang ini setelah adanya wabah covid 19 muncul permasalahan baru yaitu naiknya harga BBM yang membuat segalanya mahal, seperti bahan pangan, sandang dan yang lainnya semua itu butuh biaya, tidak hanya biaya produksi tetapi biaya distribusi yaitu transportasi, ketika BBM naik, sudah jelas semua itu akan naik harganya. Lalu dengan kenaikan BBM itu dan kenaikan harga barang, apakah sesuai dengan pendapatan masyarakat? Jika tidak ini kembali menjadi masalah besar bagi seluruh kalangan lebih tepatnya kalangan bawah.
Sebagai seorang pengusaha sudah pasti akan mendapatkan tantangan yang besar dan harus dilewati agar usahanya tetap maju. Sebagai seorang pengusaha, kita harus kuat, sabar, dan selalu menjadi pengusaha yang baik dan juga jujur. Mengikuti perkembangan zaman, usaha sangatlah mudah untuk dijalani, karna tidak membutuhkan modal yang besar, bahkan usaha tanpa modalpun ada, seperti menjadi reseller dari sebuah toko online. Ketika kita banyak relasi dan toko yang kita buka memenuhi kebutuhan konsumen kita, ini merupakan peluang besar, usaha online itu mudah dijalankan dan juga mudah mendapat keuntungan, jika kita pandai dalam memasarkan, karna banyak sosial media yang bisa digunakan untuk mempromosikan, kita juga bisa menggunakan jasa paidpromot ataupun jasa endors. Tetapi dengan banyak keunggulannya, disisi lain kemungkinan untuk rugi pun sangat besar, bisa juga ide atau ciri khas kita di tiru orang lain, lalu produk yang tidak sesuai selera konsumen, konsumen pindah ke toko lain, kita juga harus tetap mengikuti perkembangan yang sangat cepat, agar usaha online tidak tertinggal.
Jualan online atau olshop ini tidak hanya menjual baju saja, segala hal bisa dijual melalui online shop. Bisa juka makanan dilakukan secara PO, begitujuga barang-barang yang memang dipesan secara mendadak ataupun memerluka design sesuai keinginan konsumen bisa di buka PO. Untuk pakaianpun bisa PO atau Restok, karna kebanyakan pembeli itu ingin yang cepat makakita perlu menyediakan barang yang ready. Mungkin untuk PO juga bisa untuk jualan makanan, terkarang makananpun bisa Delivery Order, ini sangat banyak peminat, kalangan remaja yang malas pergi-pergi tetapi ingin makanan dari luar rumah. Dimasa pandemi pun DO makanan dan berbelanja online sangat ramai, karna bisa dipesan dimanapun kita berada dan akan saampai pada tujuan yang ditentukan. Sangat hemat waktu dan tidak memandang jarak.
Dimasa pandemi kemarin, tidak hanya ada olshop pakaian, skincare, barang-barang, makanan saja, usaha tanaman hiaspun sempat menjadi trending topik dimasa itu, harga tanaman hias yang melonjak tinggi dan masyarakat secara mendadak menjadi hobbi dalam merawat tanaman hias. Untuk saat ini yang masih rame yaitu usaha makanan, karna makanan terus ada perkembangan dan variasi yang baru. Begitu juga fashion, usaha jualan baju yang mengikuti fashion trendi terus berkembang. Dan juga usaha laundry untuk sekarang sepertinya lebih rame dan banyak usaha laundry yang baru- baru ini buka, kemungkinan usaha laundry ini memang cukup besar, hal yang terpenting untuk usaha laundry yaitu tempat strategis, harga ekonomis, dan terjamin higienis.
Usaha part time pun sekarang mulai rame, karna usaha ini sesuai untuk mahasiswa yang ingin berkuliah dan juga ingin mendapatkan pendapatan untuk menambah uang saku. Makanya part time inilah jalan yang bagus untuk para mahasiswa untuk mencoba ataupun memulai untuk belajar mencari pendapatan, karna part time ini kita tidak perlu modal. Terkadang juga para mahasiswa membuka usahanya sendiri seperti berjualan, karna dengan membuka usaha sendiri kita bisa menyesuaikan jam kuliah.
Sebenarnya apapun tantangan dalam berusaha pasti ada jalannya, apalagi dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Kita tak perlu bingung harus mencari pendapatan dari mana, tapi selain mudahnya mencari pendapatan kitapun harus mempunyai skill dalam segala hal yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Karna berwirausahapun tidak semena-mena ber usaha. Tapi kita harus tau aturan dan adab sebagai pengusaha. Dengan perkembangan tenologi yang maju dan kemudahan mencari uang, kita harus menggunakan teknologi dengan baik dan benar.
Penulis : Rahma Pangetu Setyaningsih (mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)