Berbicara
mengenai wirausaha, tidak sedikit orang yang pesimis . Terlalu banyak berfikir
ini itu dan menimbang untuk memulai berwirausaha. Takut gagal, takut rugi,
takut resikonya, kebanyakan dari mereka pula beralasan tidak punya modal atau
kekurangan modal , padahal untuk berwirausaha tidak perlu modal besar tetapi
memerlukan pola piker kreatif berperan besar.
Memulai
sebuah usaha bukanlah perkara mudah, namun juga bukan perkara yang teramat
sulit. Berwirausaha pada dasarnya adalah mengerahkan kemampuan dalam memanfaatkan
peluang berusaha secara mandiri tanpa tergantung mutlak pada pemerintah.
Wirausaha (entrepereneurship) merupakan jenis pekerjaan yang membutuhkan modal
maupun strategi kreatif.
Berdasarkan
hasil wawancara saya dengan Kepala Dinas Diskoperindag Kab. Bungo, Provinsi Jambi, Ir. Supriadi pada tahun 2020, beliau
mengatakan: “.. kendala yang dihadapi
pelaku UMKM pada saat sekarang itu rendahnya daya beli, UMKM kita juga lemah
modal dan lemahnya kemampuan memasarkan produknya dan belum memanfaatkan
teknologi yang dilatarbelakangi oleh
pendidikan dan tata kelola uang yang kurang baik.”
Link
wawancara Youtube: https://youtu.be/rfQvU2mF2jc
Berimajinasilah! ide-ide datang tanpa sengaja dan tanpa diduga-duga dari baca buku, ataupun
mengamati sekeliling. Kita dapat menggunakan prinsip yang sudah banyak orang
ketahui yakni A T M ( Amati, Tiru dan Modifikasi), atau bisa juga ikut
franchise atau waralaba, tapi yang satu ini butuh modal yang lumayan besar.
Sebagai
contoh, ibu saya saat menjadi ibu rumah tangga mencoba membantu memenuhi
kebutuhan rumah tangga mencoba membuka usaha UMKM dengan berjualan gorengan.
Diawali dengan berjualan disekolah yang pada saat mendapat omset perhari 50.000
s.d 100.000 ribuan berjualan menu anak sekolahan seperti nasi goreng, mie
goreng, gorengan dan aneka minuman bungkusan untuk dijajalkan diwarung
sekolahan, hingga beliau memberanikan diri untuk mengeksplor lebih lagi dengan
membuka warung didepan rumah kami yang pada saat itu berada dipinggir jalan
dengan berjualan gorengaan yang diawali dengan modal yang kecil dan omset
perhari berkisar RP. 70.000,00, berjualan pada hari minggu saja dan terus
berkembang dari mulut kemulut dan mempunyai pelanggan tetap hingga berjualan
setiap hari pada waktu ba’da Ashar hingga selesai dengan omset perhari mencapai
RP. 500.000,00 dan pada hari minggu mencapai RP. 800.000,00 dikarenakan pasar
rutin mingguan.
Saya juga
memiliki pengalaman dalam berwirausaha. Saat tamat sekolah menengah tingkat
akhir saya memberanikan diri membuka usaha menerima jahitan dirumah dengan
berbekal kemampuan yang saya dapatkan saat disekolah karena saya mengambil
jurusan tata busana. Dimulai dengan hanya menerima permak baju hingga menerima
pesanan baju dari konsumen. Pada awal membuka usaha dirumah hanya sebagian
orang terdekat yang mengetahui usaha saya tetapi dengan berjalannya waktu usaha
saya mulai dikenal tidak hanya didesa karena mempromosikan usaha dari mulut
kemulut hingga social media untuk memperkenalkan usaha saya.
Tunggu dulu, ini bukan hanya soal uang, yang terpenting adalah
seberapa besar passion dan kemauan kita serta kosistensi dan kesabaran dalam
menjalankan usaha tersebut. Uang adalah hasil sampingnya karena seperti kata
pepatah “ Apa yang kamu tanam itu juga yang akan kamu tuai dikemudian hari”
yang berarti seberapa keras perjuangan dan usaha kita maka akan membuahkan
hasil yang sepadan pula yang akan didapatkan kemudian.
Jangan pernah takut maju dan takut memulai, jalani saja dulu
karena kamu tidak akan bisa memulai sesuatau tanpa ada keberanian didalam diri.
Jatuh bangun adalah hal yang biasa dalam
dunia usaha yang terpenting adalah seberapa keras usahamu dalam mencapai tujuan
yang diinginkan. Kalau gagal ya dicoba lagi. Untuk mencapai sebuah kesusksesan
tidak ada yang instan, butuh proses dan perjalanan panjang .
Seperti salah satu tokoh besar yang menjadi inspirasi bagi anak
bangsa. Chairul Tanjung, pemilik kerajaan CT Corp yang bergerak dibidang yaitu
property, keuangan dan multimedia.. Berhasil menjadi salah satu konglomerat
yang sempat mencicipi bangku kabinet pemerintahan pada tahun 2014, Chairul
Tanjung ternyata lahir dengan kondisi ekonomi yang biasa saja. Beliau salalu
memegang prinsip sebagai berikut yaitu: Selalu bekerja keras, membangun relasi,
dan bangga berwirausaha.
“ Saya lahir dari keluarga yang
cuckup tetapi orang tua saya tidak membiayai pendidikan saya. Untuk itu saya
berpikir melakukan sesuatu yang dapat menolong keluarga dan kuliah saya,” ujar Chairul dalam wawancara Voices Of Succes di Forbes, Kamis
(31/11/2019). Chairul Tanjung membuktikan bahwa kegagalan bukanlah sebuah
neraka. Dalam setiap bisnis kegagalan adalah hal biasa.
Dari Kegagalan tersebutlah yang membuat si Anak Singkong ini
memiliki bisnis diberbagai bidang seperti jasa keuangan, media, ritel dan
property. Dengan kesadaran akan peran sebagai sumber daya manusia, generasi
muda sebaiknya membekali diri dengan konsistensi dan komitmen belajar berwirausaha.
Bisa memulai dengan observasi dari hilir ke hulu dan belajar langsung dari
lapangan sebelum memulai merintis usaha. Pemahaman dibutuhkan agar usaha
nantinya menguntungkan secara ekonomi, lingkungan dan sosial. Terjun ke
masyarakat artinya mengenali apa yang terjadi dimasyarakat artinya mengenali
apa yang menjadi permasalahan masyarakat saat ini. Kemudian mengidentifikasi
penyebab atau pemicu permasalahan tersebut.
Penulis
: Adinda Yuni Sella
Mukhamad Nafngan Hidayat, Sangat bagus artikel ini karena seperti judulnya "kamu hanya perlu berani memulai" dalam artikel ini benar benar kita diberikan motivasi oleh penulis dengan memberikan cerita cerita yang sangat inspiratif yang di dalamnya terdapat berbagai hikmah tentang bagaimana agar kita itu bisa lebih berani/percaya diri dalam berwirausaha yang sangat cocok untuk dibaca oleh orang yang tertarik dengan berwirausaha tetapi belum berani memulainya.
BalasHapus