Bila mendengar kata berbisnis maka yang terlintas adalah peluang mencari tambahan penghasilan. Berbisnis salah suatu jalan bagi menyelesaikan permaslahan ekonomi yang dimana hal ini dapat menjadi sebuah peluang yang sangat efektif dalam mencari penghasilan yang dimana bisa menjadi sebuah pekerjaan utama maupun sampingan, dan hal tersebut pula bisa menjadi sebuah kesempatan besar untuk menghadapi persoalan persoalan yang berkaitan dengan ekonomi dalam permasalahan yang berskala besar dan ber keterusan.
Di Purwokerto sendiri terdapat pembisnis yang cukup banyak, namun sebagian dari mereka menginginkan tidak mengeluarkan modal banyak namun mendapat keuntungan yang besar.
Berawal dari kebiasaan dan penikmat makanan ringan
Seorang pekerja swasta dengan panggilan Ajeng, Terinspirasi dari kebiasaan dan kesukannya dalam berkuliner jajanan ringan yang bernama “Makroni” yang dimana ada suatu makanan yang menurutnya enak dan membuat ketagihan, dia bekerja di klinik kecantikan dan mendapat 20.000 per harinya untuk uang makan dan uang makan yang dapatkan untuk membeli makanan ringan makroni tersebut, sehingga ia berpikir bagaimana caranya ia dapat menikmati makanan ringan tersebut tanpa harus mengeluarkan uang yang terus menerus. Pemikiranya itu ia mulai mengumpulkan uang yang biasanya ia beli untuk membeli makanan ringan itu untuk modal membeli bahan bahan yang di perlukan untuk membuat makanan tersebut.
Inspirasi dan peluang usaha
Hal tersebut ternyata tidak mengeluarkan modal yang cukup banyak dalam membeli bahan bahan dan bumbu pelengkapnya , serta bila dilihat dari peminat banyak yang menyukai dan membeli makanan tersebut, dan dalam segi penjualan yang menjual makanan ringan tersebut belum terlalu banyak, sehingga munculah ide dalam berbisnis makanan ringan tersebut dengan perkiran jual dan laku bisa mencapai 70%.
Ia mulai berbisnis makanan ringanya dari tahun 2020 secara kecil kecilan, mula mulanya ia tidak terlalu mengeluarkan banyak penjualan , mengingat modal yang ia punya masih berdasar dari uang yang ia kumpulkan dari uang jajanya sehari hari.
Proses Pembuatan Makroni di bilang cukup rumit, mula mula ia harus membeli makroni secara per kiloan lalu makroni tersebut di rebus , setelah di rebus lalu di goreng , dalam proses penggorengan ia menggunakan minyak yang berkualitas sehingga hasil penggorengannya pun berkualitas , setelah melalu proses penggorengan ia mengangkat dan di diamkan selama berapa menit untuk hasil yang sempurna serta mengurangi kadar minyak yang sangat berlebihan pada makroni. Setelah itu makroni yang siap di beri bumbu di campur dan di aduk menggunakan bumbu sesuai dengan permintaan dari pembeli, setelah selesai proses pembuatan makroni, makroni di masukan menggunakan wadah sejenis sterofom.
Dalam proses pengemasan makroni yang dimana harus menggunakan prodak yang hygenis sehingga selain menjaga kesehatan konsumen juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli sehingga memberikan nilai lebih dan pandangan lain kepada prodak yang ia jual.
Awal dari berbisnis
Awal berbisnis ia merasa bisnis ini akan gagal dan tidak sesuai dengan ekspetasi serta keinginanya , Karena makanan ringan tersebut masih sepi peminat dan pembeli
“Mungkin karena cangkupanya kurang luas dan sasaran pembeli yang belum tepat” Begitu Ucapnya, karena awal mula penjualan hanya menawarkan kepada tetangga dan menitipkanya ke warung warung terdekat dan dari hal itu ia memutar otak bagaimana caranya meraup peminat dan cepat tersebar luas tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, dan munculah ide untuk berjualan menggunakan media sosial seperti WhatsApp dan Facebook, Disamping itu kontak dan pertemananya di akun media sosial cukup banyak untuk meraup peminat dan pembeli.
Dan dari awal memanfaatkan media sosial sebagai media penjualan ternyata bisa meraup banyak peminat dan pembeli hanya dalam waktu 1 bulan, karena dari hal tersebut bisa menjadi peluang yang sangat besar untuk perkembangan dari produk yang ia rintis.
Perkembangan yang cukup pesat
Setelah mengalami kenaikan yang cukup pesat dan permintaaan dari Konsumen sering kali Ia merasa kewalahan dan juga kelelahan dalam membuat maupun memasarkan produk, karena dalam sistem penjualan ia sendiri yang mengantar atau di ambil di rumah ,sehingga ia mulai berpikir untuk menyewakan tenaga kerja untuk membantunya dalam proses penjualan dan pemasaranya .
Dari hasil penjualnya selama ini ternyata meraup untung yang cukup besar dan sehingga ia hanya mengeluarkan modal yang sedikit dan cukup untuk membayar tenaga yang membantunya selama ini. Dalam peningkatan produk ia juga masih menitipkan produk makanan ringanya ke warung warung kecil dan tetangga untuk di jualkan namun tidak mematok untung yang cukup tinggi karena di samping membantu sampingan penjualan dengan memanfaatkan warung sekitar ia juga membantu masyarakat kecil dalam permasalahan ekonomi dan juga UMKM masyarakat di samping itu juga ia turut bantu dalam mengurangi pengangguran di masyarakat sekitarnya.
Hasil Dari Penjualan
Hasil dari penjualan yang ia lakukan selama ini ia kumpulkan dan cukup di gunakan untuk membuat warung produksi sendiri karena selama ini produksi di lakukan di dapur yang dimana sering sekali menganggu dalam proses memasak dan membuat makanan. Selain itu juga ia dapat membeli banyak toping untuk mengindahkan rasa dan penampilan dari makroninya tersebut, dan sampai dia mempunyai nama dan brand sendiri yang ia namakan “ Makdonjer”
Dari proses tersebut tentunya terdapat naik turun omset penjualan karena saat kenaikan dari penjualan di sertai juga dengan adanya covid 19 yang melonjak tinggi saat itu, sehingga ia mengalami penurunan omset ,namun tidak menyurutkan untuk melanjutkan usahanya tersebut, dan sampai saat ini dari hasil tersebut dapat untuk melanjutkan pendidikan Menjadi Mahasiswa di salah satu Universitas Muhammadiyah di kotanya.
Penulis : Ahmad Dwi Candra (mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)