Di masa transisi antara
perubahan ruang belajar dari dimensi tatap muka hingga berubah menjadi dimensi
dunia maya yang tentunya berjalan kurang lebih selama 2 tahun ini tentunya
memberikan sebuah efek yang sangat signifikan kepada proses minat belajar
siswa, ada siswa yang cenderung menurun dalam keberminatan nya dalam belajar
dan ada juga siswa yang naik karena banyak sumber referensi pembelajaran
setelah melibatkan gejet dalam proses pembelajaran siswa lebih mudah menemukan
informasi dengan praktis dan mudah, tentu hal ini bagi siswa atau peserta didik
yang dapat menggunakan alat elektronik seperti hp, computer dll dengan benar
dan bijak, berbanding terbalik di masa penyesuaian siswa dalam dimensi
pembelajara nya merindukan hp atau gejet lain nya sebgai wahana hiburan atau
bermain justru individual serpti ini lah yang akan goyah antara harus
menjadikan gejet ini sebagai sumber ilmu pengetahuan atau justru menjadi sumber
wahana hiburan yang tentunya dapat menurunkan keberminatan nya untuk belajar.
Hal ini sering terjadi pada siswa atau peserta
didik di karenakan salah satu faktornya ialah kurangnya perhatian penuh dan
pengawasan secara itensif sehingga siswa lebih bergerak bebas dalam menggunakan
gejet sehingga tanpa sepengetahuan orang tua siswa dapat secara bebas
menggunakan gejet tersebut untuk bermain game, menonton video video yang kurang
mendidik bahkan akan memberikan impac negative dalam kehidupan siswa sebagai
contoh siswa cenderung bermain gejet sampai lupa kewajiban nya kepada tuhan
nya, kepada orang tunaya bahkan sampai melakukan kenakalan di media social yang
orang tuanya sendiri tidak tahu dan secara drastis akan menurunkan semangat
belajar siswa atau keberminatan nya dalam belajar apalagi sudah merasakan
begitu nyaman nya dan senangnya belajar melalui virtual baik zoom, google meet
dan media lain nya dan di tambah lagi mereka hanya di bebani mengerjakan tugas
dan tugas itu mudah di dapatkan jawaban nya melalui website atau googling dan
semunya selelsai siwa tinggal hanya
menyalin atau mengcopy paste dan di kirimkan tidak ada rasa perjuangan yang
membekas dalam diri siswa saat mencari jawaban nya.
Hal seperti ini terjadi tidak hanya di
kalangan siswa tingkat dasar bahkan sampai tingkat mahasiswa pun masih banyak
seperti ini dan hal yang lebih parah adalah hal seperti ini sudah di maklumi
dan di biarkan saja tidak ada respon dan kritik yang merubah dan membangun
sehingga siswa atau peserta didik terbangun pola piker yang cepat, instan serta
tidak merepotkan untuk berfikir keras, dari problematika di atas maka pada masa
transisi atau kembalinya proses pembelajaran secara normal ini memerlukan
banyak sekali problem solving karena evek pembelajaran pada masa lalu ini
justru meninggalkan banyak sekali pr yang harus segara di selesaikan dan terus
di inovasikan agar siswa mampu
meningkatkan kesadaran dan minat belajarnya Kembali seperti semula dan perlu
melibatkan banyak sekali komponen di antara, media yang harus mendukung,
methode pembelajaran yang harus mampu memperngaruhi siswa agar mereka mau dan
memiliki stimulus semangat belajar Kembali serta komponen dalam internal
seperti lingkungan bermain, belajar dan keluarga ketigaya haruslah saling
bersinergi agar siswa tidak mudah goyah dan mudah untuk di bangun pola pikir
yang baik.
Maka kami mengidentifikasikan peranan media pembelajaran
agar proses pembelajaran agar lebih menarik daya minat belajar siswa, serta Pembelajaran
tidak membosan kan dan inti dari materi dapat tersampaikan dengan baik.
Berbicara tentang media pembebelajaran maka sudah tidak asing lagi di setiap
telinga calon pendidik dan juga pendidik karena dengan bantuan media
pembelajaran tentunya akan lebih memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi
pelajaran salah satu contoh peranan media pembelajaran dalam beberapa mata
pelajaran di tingkat dasar yaitu tentang tarikhul Islamiyah pemamaparan sejarah
jika di sampaikan dengan media ceramah saja akan lebih terkesan sebagai sebuah
dongeng yang masing masing individu agar memiliki polag gambar alur cerita yang
berbeda dari penokohan nya seperti apa dan alurnya bagaimana dan real ceritanya
seperti apa akab berbeda Ketika dalam sejarah tersebuat pendidik menanyangkan
sebuah video singkat yang nantinya akan di tonton dan di tangkap oleh siswa
siapa saja tokohnya dan bagaimana laur ceritanya artinya siswa dapat mengkonfirmasi
sesuai dengan keobjektifan cerita bukan
tentang kesubyektifan. Dan dalam penymapaian materi ini melalui media ini jauh
lebih berkesan dan jauh kebih menarik daya minat siswa agar proses pembelajaran
tidak terlihat monoton dan membosakan sehingga bentuk empati siswa dalam proses
pembelajaran juga akan mempengaruhi hasilnya.
Dalam beberapa penjelasan media pembelajaran
bersifat harus mampu menyesuaikan sasran atau objek pembelajaran nya perlu
penyesuaian media pada tingkat belajar siswa dan perlunya kreativitas guru
dalam mengemas pembelajaran agar siswa tertarik dan merasakan kenyamanan sampai
mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang belajar hal hal yang baru namun
berkat kreativitas guru dalam mengegolah kelas dan memhami betul bagaimana penerapan
media di setiap jenjang atau tingkat kelas dan tingkat materi yang sesuai
dengan porsi objek pendidikan tersebut atau yang kita sebut dengan siswa.
Media pembelajarab memiliki macamnya di
antaranya ada gambar, sketsa, gambar kartun, Peta, Film, Video dan masih banyak
lain dan media peragaan yang mana meragakan materi di dalam ruang diskusi
sebagai contoh prkatik sholat yang hampir melibatkan semua siswa untuk
meragakan nya dan mencobanya secara Bersama sama dan meragakan sejarah islam
kisah yang bersifat antagonis dan protagonis serta masih banyak lain nya yang
bisa di lakukan guru atau pendidik agara suasan belajar ini senantiasa membuat
siswa merasa senang dan focus terhadap materi yang di sampaikan seperti di sela
sela pembelajaran siswa perlu pengembalian titik kefokusan dengan permaiana
ice-breaking maka dapat di Tarik beberpa poin di atas guru atau pendidik
haruslah kreatif dan mampu mengoprasikan media atau alat yang ada karea tidak semua sekolah atau kelas memiliki
fasilitas yang sama perntinganya bagi pendidik harus senantianya mampu siap
dala menempatkan diri meraka di setiap keadaan.
Mengajar dengan tulus memang bukan lah hal
yang mudah apalagi kita di tuntuk untuk bisa mengedukasi siswa membimbimbing
hingga terjadi perubahan yang tadinya tidak baik menjadi baik, jika ini semua
kita hadapi penuh dengan beban dan tekanan maka profesi sebagai pendidik
merupakan hal yang sangat melelahkan dan membuat ketidak tulusan kita dalam
mendidik. salah seorang ulama
menjelaskan tentang beberapa hal yang perlu di perhatikan oleh seorang
pendidik yaitu :
المادة مهمة ولكن الطريقة اهم من المادة
“Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi
metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran”
الطريقة مهمة ولكن المدرس اهم من الطريقة
“Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi
guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran”
المدرس مهم ولكن Ø±ÙˆØ Ø§Ù„Ù…Ø¯Ø±Ø³ اهم من المدرس
“Guru adalah sesuatu yang penting, tetapi jiwa guru jauh
lebih penting dari seorang guru”.
Ya jiwa guru adalah sesuatu sangat penting. Hal ini
bertilik pada sabda Rasul, “Segala sesuatu dimulai dari niat, kita niatkan
untuk kebaikan, insyaallah energi kita akan menyalur ke anak-anak.
Makna totalitas dengan hati juga kita lihat dari sebuah
karya buku terkenal ‘The
Law of Attraction’ (hukum Tarik-menarik), segala sesuatu yang
tidak terlihat itu terkadang sangat besar pengaruhnya dan bisa dirasakan
seperti halnya kasih sayang, cinta, dan perhatian. Maka jiwa guru dengan niat
tulus mengajar insyaAllah akan sampai ke anak-anak.
Maka dapat di Tarik kesimpulan dari pokok permasalahan di
atas bahwa permasalahan turun nya minat belajar siswa karena merka sudah merasa
senang jika proses pembelajaran tetap berada pada dimensi dunia maya yang
tentunya bagi meraka banyak waktu dan cenderung tidak merepotkan karena dalam
mindset mereka belajar hanya sebagai sebuah keformalitasan saja cukup
mengerjakan soal mendengarkan guru bisa semabari melakukan kegiatan apapun
seperti tidur, bermain dll dan saat ini mereka harus di tuntut untuk menormlakan Kembali kegiatan mereka yang
tentunya sedikit bertolak belakang dengan keinginan mereka, maka di sinilah
peran guru harus mampu menarik daya minat mereka Kembali untuk memilki stimulus
semangat belajar dan menambah informasi
yang baru dan disisi lain guru di tuntut untuk kreatif guru juga
haruslah mampu memiliki ketulusan di dalam dirinya agar setiap apa yang
tersampaikan dapat di terima dengan baik
maka menuqil dari perkataan seorang ulama peran methode dan media ini sangatlah
penting karena mempengaruhi tersampaikan nya materi baik dengan sempurna maupun
tidak peran media pembelajaran sangat berpengaruh pada proses belajar siswa dan
perlunya kreativitas yang tidak terpaku pada satu keadaan permisalan dengan
fasilitas yang memadai dan tidak, maka jika pada posisi fasilitas yang kurang
memadai guru harus mampu mengkrasikan proses pembelajaran dengan media yang ada
karen atidak semua Lembaga Pendidikan memiliki kemampuan fasilitas yang sama maka pentinga inovasi
dalam penerapan methode dan media sangat di perlukan.
Selain itu guru setidaknya memiliki kekuatan spirit
ketulusan yang kuat dalam proses Pendidikan karena dalam beberapa pendapat
ulama terutama dalam proses Pendidikan atau dalam proses menuntut ilmu keikhlasan dan keridoan merupakan hal yang
sangat berpengaruh dalam keberhasilan siswa adanya proses Tarik menarik antara
siswa atau murid agar tulus dan ikhlas dalam menjalani proses Pendidikan dan
guru haruslah tulius dalam mendidik sehingga dalam sudut pandang lain prose
pembelajaran ini lah yang menjadi inti tercapainya sebuah arti proses menuntut
ilmu adanya dua emosional yang saling terkait dan bisa merasakan satu dengan
yang lain sedangkan di era sekrang hal seperti ini masih kurang di terapkan
sebgai pendidik hanya sekedar menjalankan tugasnya sebagai pendidik yang cukup
menymapaikan materi dan mengukur kekmapuan berdasarkan penilaian kognitif saja
Ketika peserta didik mampu mnegerjakan dengan baik mendapatkan nilai yang baik
maka sudah di anggap sebagai proses keperhasilan bahkan dalam kajian Pendidikan
terdapat kemampuan afektif dan psikomotorik yang perlu di tata Kembali tolak
ukurnya.
Itu semua pasti
terasa berat apalagi harus di tuntut untuk aktif, memhami dunia anak tidak lepas
dengan banyak hal tentang bagaimana proses Pendidikan maka yakinlah setiap
untaian kata yang terlonatakan dari
lisan guru lalu di amalkan oleh murid bisa menjadi di mudahkan nya jalan
kebaikan dan keberkahan dalam menjalani kehidupan, jangan pernah ragu tentang
rezeki karena bukan kapasitasmu untuk menentukan rezeki seseorang.
Surya Wahyu D.N.J (mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Purwokerto)