Namanya mungkin tidak asing lagi bagi orang penggemar batik banyumas. Hadi Priyanto atau Slamet Hadi Priyantoadalah seorang pengusaha batik yang ada dibanyumas. Tempatnya di Jl. Mruyung No 46 Rt.07/Rw.03 Sudagaran Banyumas 53192. Batik ini sudah ada sejak tahun 1957 oleh kakeknya, Kwee Lie Go. Ia merupakan generasi penerus nomor tiga untuk meneruskan usaha batik itu. Saya membaca biografi dia di internet untuk mengetahui asal usulnya pengusaha batik itu.
Batik bagus-bagus sekali waktu saya ke tokonya. Saya juga bingung dibilang toko soalnya bentuk bangunannya kaya rumah juga dalamnya gabung sama rumah kalo diliat dari luar juga kaya rumah. Disitu harga dari yang Rp 50.000-jutaan pun ada. Tidak cuma kain batik aja yang dijual sovenir, asesoris, baju batik, mukenah dan sebagainya yang serba batik itu. Batiknya pun warnannya cerah-cerah sekali bagus juga dipake oleh anak muda. Banyak banget pembelinya tidak hanya dari daerah Banyumas saja, tapi ada dari rombongan pariwisata.
Usahanya sudah lama banget dari tahun 1957 sampe sekarang ini pasti pernah mengalami jatuh bangun dalam usahanya itu, tidak mudah loh pertahanin usahanya dari tahun 1957 sampe sekarang pasti perjuangannya luar biasa. Kalau berdirinya dari tahun 1957 pasti mengalami waktu krisis ekonomi tahun 1997. Sekarang usahanya berkembang sangat pesat, tidak gampang buat mempertahanin batik banyumas. Hampir tiap saya lewat depan rumah batiknya pasti tidak pernah sepi, rame terus. Pasti hampir tiap hari produksi batik terus, disitu tidak hanya batik cap saja tapi ada batik tulis, ada batik printing, ada batik tenun. Karyawannya juga banyak sekali. Sekarang tidak hanya membukak rumah batik tetapi disamping rumah batiknya ada ruko bakso batik dan didepan rumah batik itu ada orang jualan oleh-oleh.
Sekarang Hadi Priyanto membukak rumah batik lagi disebelah selatan alun-alun Banyumas, saya lupa namanya. Disitu juga jualan batik juga dan sovenir, asesoris , blangkon, tas batik, sandal batik, baju batik, boneka, topi batik, mukenah, selimut. Waktu itu saya kesana waktu lagi promosi soalnya baru buka jadinya masih dalam promo. Kan lumayan kalo batik yang di rumah batik yang dibertempat di Mruyung harganya Rp 50.000 disitu cuma dijual Rp 36.000 per batiknya. Baju-bajunya juga murah-murah banget dari harga Rp 38.000. disitu juga tidak kalah ramenya dari rumah batik yang di Mruyun. Warnanya juga cerah-cerah menyesuaikan dengan anak-anak, remaja, dewasa ataupun orang tua. Motifnya juga beragam, kalo batik cap harganya relatif lebih murah ketimbang batik tulis, warnanya juga tidak mudah luntur kalau dicuci kainnya adem kalo dipake.
Usahanya benar-benar membuat saya salut akan usahanya dalam memperjuangkan dan mempertahankan Batik Banyumas, menurut saya tidak mudah untuk menjadi seorang pengusaha batik yang bertahan sejak lama. Ia benar-benar menjual batiknya dengan harga standar ,dan tejangkau oleh masyarakat. Ia menginspirasi saya untuk tetap mempertahankan batik Banyumas, dan membuat anak muda atau remaja untuk menyukai ataupun memakai Batik banyumas, bahkan sekarang banyak anak muda yang memakai batik. Ia orangnya kreatif dalam mengelola batinya, kalo ada kain batik yang rusak ia bisa pergunakan untuk membuat sandal, tas, baju yang dikombinasi dengan kain lain, asesoris, kipas dan lainnya. Tidak ada kata kain terbuang semuanya masih berguna dan masih bisa menghasilkan uang. Saya tertarik dengan usahanya sebagai pengusaha batik, saya ingin batik Banyumas tetap terus ada masa ke masa dan tidak tertinggal oleh trend maupun zaman.
Saya juga ingin belajar dari Ia bagaimana jadi pebisnis yang merintis dari bawah dan bisa menjadi sukses sampe sekarang ini, mengalami masa krisis ekonomi dan kegagalan lainnya maupun jatuh bangun, membuat masyarakat menyukai batik dan tertarik dengan batik banyumas. Tidak ada pengusaha yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam usahanya, pasti semua pernah mengalami kegagalan dalam berusaha. Batik itu merupakan suatu kebudayaan indonesia yang pantas kita lestarikan dan kita pertahankan. Juga membuat masyarakat indonesia mencintai batik indonesia.
Penulis : Luxfi Nur Annisak