Di zaman
modern seperti sekarang masih banyak orang yang menyepelekan pendidikan,
terutama di daerah – daerah
pedesaan yang dimana masih kurangnya akses jalan ke desanya. Sehingga fasilitas pendidikan disana juga kurang memadai. Hal
ini menjadikan masyarakatnya perfikir untuk lebih baik bekerja saja yang bisa menghasilkan uang daripada sekolah yang
hanya membuang-buang uang. Padahal
dengan kita besekolah kita akan mendapatkan pembelajaran baru yang nantinya
bisa kita kembangkan menjadi
hal yang bermanfaat.
Pendidikan merupakan
hal yang penting
dan menjadi kebutuhan bagi setiap manusia.
Sehingga setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan
diharapkan untuk selalu berkembang didalamnya.
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu
untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Menurut Prof. Zaharai Idris,
Pendidikan ialah serangkaian kegiatan
komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan
media dalam rangka memberikan bantuan terhadap
perkembangan anak seutuhnya.
Dalam hal
ini orang tua menjadi guru pertama bagi anak-anaknya dalam memperoleh
pendidikan. Pendidikan yang pertama
kali didapatkan oleh anak di lingkungan keluarga, kemudian di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat.
Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak termasuk dalam pendidikan yang diperoleh dari lingkungan keluarga. Sejak
lahir manusia dididik di lingkungan keluarga
untuk menjadi manusia yang berguna dan memiliki sopan santun terhadap sesama.
Pada waktu kecil kita diberitahu oleh
ibu untuk bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua, belajar menghormati orang lain, dan berusah untuk bisa berbagi
kepada orang yang kurang
mampu.
Disisi lain
seorang anak juga membutuhkan pendidikan di sekolah. Dimana sekolah sebagai
lembaga formal yang dipercayai oleh orang tua siswa untuk mendidik para anak-anaknya dan bertanggungjawab
terhadap perilaku anknya selama disekolah. Disekolah anak diajar oleh guru yang menjadi
orang tua kedua bagi anak pada saat disekolah. Saat ini tugas guru bukan hanya mengajarkan berbagai mata pelajaran
kepada peserta didik,
tetapi lebih dari itu yaitu guru diminta
untuk membina peserta didiknya supaya menjadi manusia
dewasa yang bertanggungjawab. Dengan demikian maka semua aspek kepribadian peserta didik dapat berkembang dengan
baik.
Pendidikan menjadi hal yang sangat penting
bagi semua orang, dimulai dari kita lahir sampai nanti kita meninggal
kita secara langsung
maupun tidak langsung
kita akan terus belajar. Belajar
untuk mengetahui hal-hal
baru yang sebelumnya belum kita ketahui.
Di Indonesia pemerintah sudah menetapkan
adanya peraturan wajib belajar selama 12 tahun.
Bahkan diharapkaan dapat terus melanjutkan pendidikan formal ke jenjang
kuliah.
Pendidikan di sekolah
pasti erat kaitannya dengan kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan
selalu mengalami perubahan seiring dengan
bergantinya pemimpin bangsa ini. Perubahan ini juga terjadi agar dapat menyesuaikan dengan cepatnya perkembangan zaman saat ini. Adanya kurikulum
pendidikan itu menjadi suatu hal penting dalam kencaran pendidikan di
Indonesia yang dimana kurikulum
menjadi pedoman dan memberikan arah dalam mengajar. Seperti penyataan salah
seorang pakar bernama
Beauchamp bahwa kurikulum merupakan jantungnya pendidikan (Beauchamp, 1998).
Beberapa
bulan kemarin saya pernah mengikuti program Kampus Mengajar yang merupakan
bagian dari program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka. Dimana saya sebagai mahasiswa akan ditempatkan di sekolah – sekolah yang sudah ditentukan baik SD maupun
SMP guna membantu
sekolah dalam pengembangan
Literasi, Numerasi, dan Adaptasi Teknologi serta pengenalan Kurikulum Merdeka. Dimana pada saat saya mengikuti program
ini pada saat kondisi pendidikan di sekolah mulai kembali berjalan secara luring. Seperti yang kita
semua tau bahwa kurang lebih selama dua tahun terakhir kondisi dunia sedang tidak baik dengan adanya wabah virus
Covid-19 yang mampu melumpuhkan berbagai
aspek kehidupan, salah satunya aspek pendidikan. Hal ini membatasi
ruang gerak kita semua, dimana dalam dunia pendidikan di sekolah
yang seharusnya pelaksanaan pembelajar secara tatap muka berganti menjadi
pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media jaringan ponsel
peserta didik dan orangtua. Dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (daring)
ini juga muncul berbagai
kendala dalam pelaksanaannya, seperti adanya peserta didik yang kesulitan akses
internet karena lokasi tempat
tinggalnya yang memang masih kurang dari jangkauan internet, keterbatasan tidak adanya ponsel karena kondisi ekonomi
orangtua yang masih serba kekurangan, dan masih banyak yang lainnya.
Setelah
kurang lebih dua tahun kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring
(online). Kini perlahan-lahan dunia
pendidikan mulai bangkit dengan mulai diberlakukannya pembelajaran secara tatap muka walaupun belum 100% tetapi hal
ini patut kita syukuri. Peserta didik bisa kembali ke sekolah dan bertemu
kembali dengan teman-teman. Kondisi ini juga membuat peserta
didik tentunya lebih bersemangat lagi untuk pergi ke
sekolah. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dibalik mulai pulihnya pendidikan di Indonesia ini
mendatangkan tantangan baru untuk guru dalam mengajar didalam kelas. Dimana setelah dua tahun lamanya belajar secara
daring pastinya membuat peserta didik kurang
maksimal dalam menyerap
materi yang telah diberikan oleh gurunya.
Kegiatan
pembelajaran pascapandemi ini juga membuat guru harus lebih peka terhadap
kempuan peserta didiknya. Karena selama 2
tahun belajar dari rumah pastinya ada peserta didik yang malas – malasan dalam membaca materi yang telah
diberikan oleh gurunya. Peserta didik yang seperti itu biasanya akan menganggap remeh pendidikan karena tidak dipantau
langsung oleh guru, adapun orang tua
dirumah juga memiliki kesibukan dalam bekerja dan yang lainnya yang membuatnya
tidak dapat memantau secara langsung
ketika anaknya sedang ada pembelajaran daring. Sehingga ketika mulai kembali diberlakukan pembelajaran secara tatap
muka banyak peserta
didik yang
Hal ini menuntut guru untuk dapat lebih kreatif dalam menyampaikan materi
kepada peserta didiknya. Dalam penyampaian materi di dalam kelas tentunya
tidak terlepas dari penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru, seperti
penggunaan proyektor, komputer
(laptop), spreaker, dan masih banyak media lainnya. Penggunaan
media pembelajaran tersebut dapat menarik minat peserta didik dalam pembelajaran didalam
kelas maupun diluar kelas. Seperti
pada saat saya mengikuti program
kampus mengajar saya memperhatikan ketika
dikelas 5 guru menggunakan media laptop supaya
peserta didik dapat mencari tau mengenai tari piring di youtube kemudian
peserta didik dapat menghafalkan tarian tersebut
guna nantinya diambil nilainya.
Pada
tingkatan sekolah dasar setiap kelas tentunya menggunakan strategi media
pembelajaran yang berbeda sesuai
tingkatannya. Saya pernah mengisi di kelas satu, dimana mereka pada saat
semester satu masing melakukan
pembelajaran jarak jauh (daring) dan ketika di semester dua mereka mulai diuji coba untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka di sekolah (luring).
Nah, disini kita sangat memerlukan media pembelajar yang dapat
menarik siswa untuk bisa fokus menerima materi yang diberikan. Di kelas satu untuk kegiatan literasi
saya dan teman-teman dari kampus mengajar
menggunakan media steroform dan kartu huruf yang kita tempelkan pada
steroform, nanti peserta didik diberi
satu kata, nama buah, nama hewan ataupun nama benda, kemudian mereka diminta untuk menyusun kata tersebut dari kartu
huruf yang dan dan ditempelkan pada steroform. Dengan media tersebut dapat menambah semangat
peserta didik dalam memahami materi
yang diberikan
Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan minat belajar dari peserta didik.
Selain menggunakan media pembelajaran guru juga sangat
membutuhkan buku ajar yang berisi materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Peran buku ajar disini
pastinya sangat penting, karena dari
buku ajar tersebut terdapat materi pembelajaran sesuai dengan kaidah kurikulum
yang dipakai. Namun selain menggunakan buku ajar, guru juga membutuhkan buku pendamping guna melengkapi materi dari buku ajar yang masih kurang lengkap.
Karena biasanya buku ajar
didesain dengan materi yang sudah diringkas sehingga buku tidak terlalu tebal.
Sehingga peserta didik tidak merasa
keberatan ketika harus memiliki (membeli) buku ajar (modul). Maka dari itu guru juga membutuhkan buku pendamping pelajaran
yang nantinya buku tersebutu cukup dimiliki oleh guru saja.
Keadaan
pendidikan kita pasca pandemi saat ini sangat membutuhkan perhatian lebih. Baik
untuk peserta didik, guru bahkan
kondisi sekolahnya. Dari pengalaman saya ketika mengikuti program kampus mengajar, saya melihat secara
langsung bagaimana kondisi peserta didik ketika mereka kembali belajar secara tatap muka. Selain dari sisi penyerapan
materi pembelajaran, pendidikan karakter
bagi peserta didik setelah mereka mengalami pembelajaran jarak jauh (daring)
selama dua tahun ini juga perlu
diperhatikan. Karena dari yang saya lihat pada jenjang sekolah dasar, untuk peserta didik yang saat ini memasuki kelas
4 berarti sebelum adanya pandemi peserta didik tersebut berada di bangku
kelas 2, nah dari karakter
peserta didik kelas 4 saat ini itu masih kurang.
Jadi peserta didik ini memang sudah duduk di bangku
kelas 4, tetapi pola berpikir dan tingkah lakunya masih seperti siswa kelas 2. Hal ini tentunya
juga menjadi sesuatu
yang perlu mendapat
perhatian lebih dari guru nya disekolah.
Kita patut
bersyukur dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini yang sudah mulai
bangkit. Kembali seperti dulu sebelum adanya
pandemi covid-19 dimana kita tidak dibatasi ruang gerak kita. Namu walaupun saat ini kondisi
sudah mulai membaik
tetap kita harus menerapkan protokol
kesehatan meski tidak seketat dulu. Hal ini perlu terus kita lakukan agar
kondisi pendidikan kita juga semakin baik lagi dan terus
membaik.
Sebagai
garda terdepan dalam pemulihan pendidikan pasca pandemi guru memikul
tanggungjawab yang cukup berat guna
mengejar ketertinggalan peserta didik akibat kendala-kendala yang dialami selama diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (daring). Disisi lain guru juga pastinya
membutuhkan dukungan moril
dari berbagai pihak guna melaksankan tanggungjawab tersebut. Selain dukungan moril guru juga membutuhkan dukungan
materil seperti tercukupinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna tercapainya tujuan pendidikan.
Dari kegiatan
kampus mengajar saya belajar banyak mengenai dunia pendidika dengan terjun langsung di sekolah. Bahwa ketika kita akan mengajar
sebelum memasuki ruang kelas banyak sekali hal-hal
yang perlu disiapkan sebelumnya. Kita membutuhkan buku ajar sebagai sumber dari
materi yang akan kita sampaikan. Kita
membutuhkan media pembelajaran sebagai sarana penyampaian materi dan juga menjadi penarik perhatian
peserta didik supaya menjadi lebih fokus pada saat pembelajaran dimulai. Dua hal tersebut sangat penting dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Karena dua hal
tersebut bersifat saling mendukung satu sama lain.
Penulis : Nur Fitriana (mahasiswa Pendidikan
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)