Apakah yang di sebut dengan penampilan?
Penampilan merupakan suatu gaya yang berhubungan dengan diri sendiri, yang mempunayi
fungsi keindahan atau estetik dari setiap orang. Penampilan sendiri di tunjukan
dari dalam diri sendiri untuk mendapatkan sebuah kepuasan atau kebanggan untuk
diri sendiri. Selain iu penampilan sendiri mempunayi nilai keindahan yang bisa
di lihat dari orang lain. Mengapa demikan? Sebab dari penampilan diri kita
sendiri dapat menambah kepercayaan diri, dan bisa menarik dari orang lain untuk
melihat dan memandang penampilan dari diri kita sendiri.
Dari masa sd atau sekolah dasar ini penampilan
sangatlah menjadi sesuatu hal yang penting. Mengapa demikan? Di sebabkan dari
penampilan ini sendiri dapat menjadi sebuah penilaian dari seorang guru. Jika
dari siswa ini berpenampilan sesuai ketentuan atau peraturan sekolah, maka
seorang pendidik ini akan mengecap atau menilai siswa ini sebagai siswa yang
rajin. Selain daripada itu hal itu berpenampilann sesuai ketentuan sekolah ini
juga bisa menjadikan karakter dari seorang siswa agar menjadi siswa yang taat.
Namun daripada itu juga masih banyak siswa yang berpenampilan seenaknya saja.
Seperti rambutnya panjang, sepatu bukan all black atau dominan hitam, baju di
keluarkan dan masih banyak lagi. Justru penampilan yang seperti ini menjadi di
nilai oleh seorang pendidik atau guru sebagai siswa yang tidak taat aturan,
pemalas dan tidak rajin.
Lantas seperti apakah penampilan yang sesuai
dengan ketentuan sekolah bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan? Penampilan
bagi laki-laki yakni rambut harus bermodel cepak atau brous layaknya seorang
TNI, kuku tidak boleh panjang, sepatu harus hitam, baju harus dimasukan, wajib
memakai dasi sekolah. Sedangkan penampilan bagi siswa perempuan yakni bagi yang
beragama islam harus memakai krudung yang menutupi dada, sepatu harus hitam,
tidak boleh menggunakan perhiasan secara berlebihan. Namun dari beberapa
ketentuan ini masih banyak di langgar oleh para siswa. Sebab mereka masih
mengikuti jaman yang berkembang di kalanganya. Selayaknya berdasarkan jenis
tingkatanya tentu berbeda setiap tingkatanya.
Mulai dari tingkatan pertama yaitu sekolah
dasar. Sekolah dasar adalah dasar dari seorang anak untuk menempuh perjalanan
menuntut ilmu. Biasanya sekolah dasar ini para siswa masih bisa di kendalikan
oleh pendidiknya, atau walikelas untuk berpenampilan. Namun semakin kesini
berkembangnya teknologi para siswa justru kebanyakan mengikuti trend yang
sedang ada di media sosial, seperti tiktok youtube dan masih banyak media
sosial lainya. Namun hal ini hanya berlaku di lingkungan di luar sekolah begitu
sudah masuk sekolah para siswa kebanyakan pada nurut atau patuh terhadap guru.
Namun begitu sudah keluar dari lingkungan sekolah ini para siswa keluar dari
aturan aturan yang di berlakukan di sekolah. Tentu hal ini menjadi pr bagi
orang tua dari siswa untuk melakukan kontroling supaya terbentuk sebuah
kepribadian rajin, disiplin dari dalam diri siswa itu sendiri. Selayaknya
peranan orang tua di sini sangatlah di butuhkan. Agar kedepanya di pendidikan
di atasnya masih mempunyai sifat rajin dan disiplin. Namun kebanyakan orang tua
ini salah dalam mendidik anaknya di usia dini, mengapa demikan? Banyak faktor
dari orang tua, selain dari pada mereka yang sibuk bekerja, anak di asuh oleh
kakek dan nenek, atau waktu pembatasan untuk menggunakan handphone. Dari
beberapa faktor diatas tentu sangatlah berpengaruh bagi si anak.
Tingkatan kedua atau SMP (Sekolah Menengah
Pertama). Pada masa kali ini biasanya para siswa ketika di bilangin atau di
perintah mulai berani menjawal. Hal ini di sebabkan mereka sudah mulai muncul
sifat egois dari dalam dirinya, selain susah untuk di atur mereka juga masuk
pada tahap mencari jati diri. Pada masa ini tentunya mereka sangatlah
mengutamakan penampilan. Selain untuk menambah percaya diri ternyata hal ini di
karenkan pada masa ini siswa mulai mengenal lawan jenis, dan mulai untuk
menunjukan jati dirinya dari dalam diri siswa.
Fenomena seperti ini dapat di temui di fase SMP. Pada kesempatan ini
biasanya siswa mulai berani menunjukan sikap peduli ke lawan jenis. Hal ini bukan
hanya berlaku pada seorang siswa laki-laki saja. Para siswa perempuan pun sama
saja mereka sudah mengenal cara bermake up. Biasanya mereka mendatkan sumber
cara bermake up ini dari sosial media, seperti tiktok youtube dsb. Mereka sudah
mulai mengedepankan diri sendiri dari pada mentaati sebyah peraturan yang
berlaku di sekolahan. Dengan begini tentu para siswa jika di biarkan akan
menjadi sebuah kebebasan dalam berpenampilan. Bukan hanya hal ini saja tetapi
bisa merambah ke pergaulan di dalam lingkup dirinya. Misalkan perempuan, banyak
para siswa SMP ini sudah kenal dengan cara berpoles atau bermake up, berbusana,
berias dan menggunakan perhiasan secara berlebihan. Selain ada nilai positifnya
namun jangan kesampingkan nilai negatifnya. Banyak dari siswa SMP ini bisa jadi
adalah awal dari sebuah tindak kejahatan. Maka tak heran banyak kasus dalam
masa anak di SMP ini. Seperti pemerkosaan anak, penjambretan perhiasan, hingga
kasus pacaran yang menjadikan kehamilan di luar pernikahan. Lantas apa fungsi
dari pendidik sendiri? Pendidik merupakan seseorang yang sudah dewasa yang bisa
mengarahkan banyak orang di bawahnya juga menjadi sumber ilmu dari para siswa.
Sudah sepatutnya dan sepantasnya seorang
pendidik ini memberikan arahan atau bimbingan khusus bagi para siswa yang sudah
melampaui batasan aturan yang di berlakukan sekolah. Mengapa demikan?
Disebabkan hal ini dilakukan untuk menyadarkan para siswa agar di dalam
berpenampilan sendiri banyak sisi negatifnya, dan memberikan efek jera supaya
mereka tidak lagi melakukan hal yang salah, seperti berlebihan di dalam
berpenampilan. Bukan hanya mereka sendiri siswa yang bertanggung jawab atas dirinya,
namun peranan pendidik juga di butuhkan untuk menunjang masa depan dari seorang
siswanya sendiri.
Selain daripada pendidik ini, orang tua juga
tidak kalah penting di dalam membangukarakter anaknya.? Mengapa demikan pada
dasarnya seorang pendidik atau guru ini hanya berperan didalam lingkup sekolah
saja. Selain itu banyak waktunya siswa di habiskan di rumah. Hal ini tentu
menjadikan kesempatan bagi orang tua untuk mengarahkan dan medidik anaknya
untuk jangkauan kedepanya menjadi lebih baik. Selain itu orang tua harus tau
evaluasi bagi bagi seorang anak atas apa yang selama di sekolahan di lakukan,
apakah ada masalah di sekolahan, apakah ada kesulitan di sekolahan atau ada
prestasi yang di berikan oleh siswa kepada sekolahan.
Pada masa SMA ( Sekolah Menengah Atas)
berlanjut ke sekolah menengah atas, dalam hal ini penampilan bukan lagi
fenomena awam bagi para pendidik, hingga kesal dan terkadang menjadi
kebingungan bagi para pendidik untuk membimbing dan mengarahkan. Walaupun sudah
ada peraturan dan ketentuan dari sekolah sendiri, namun kebanyakan dari para
siswa ini acuh untuk melaksanakanya. Hanya menginginkan kepuasan dari diri
sendiri dan menginginkan pujian dari orang lain. Terlebih tenarnya bagi
kalangan siswa perempuan yakni menggunakan rok span, yang jelas rok ini tidak
di berlakukan di sekolahan di sebabkan rok span ini sangatlah memperlihatkan
lekuk tubuh dari seorang perempuan. Tentu sudah menjadi kelumrahan bagi mereka
karena mereka meningingkan di puji atas keelokan dirinya kecantikan dari
dirinya. Namun mereka tidak sadar banyak bahaya mengacamnya secara tidak
langsung. Salahsatunya maraknya kasus pelecehan yang terjadi baik di jalan
maupun di sekolahan. Walaupun sudah ada bahaya yang mengacam namun mereka tetap
teguh atas apa yang dilakukan. Sebab baginya siswa perempuan penampialan adalah
mahkota untuknya. Selain mereka merasa kepuasan dari dirinya sendiri, hal ini
sudah menjadi trend di masa SMA, namun ada yang salah di dalamnya, apakah
kesalahan? Selain mereka bermolek untuknya mereka mengajak teman teman yang
belum terpengaruh oleh gaya gaya yang seperti itu. Jika teman yang di ajak ini
tidak mengikuti gaya teman teman yang mendominasi di kelasnya maka akan
mendapatkan bullyan dari kebanyakn teman-temanya. Bukan hanya kasus yang
membahayakan untuknya sendiri, namnum ada kasus baru yakni bullyng yang terjadi
di dalam kelas.
Apakah yang disebut bullying? Segala sesuatu
yang dilakukan yang mempunyai sifat penindasan atau kekerasan yang niatkan
untuk menguasai yang di lakukan oleh seseorang atau sejumlah kelompok dengan
bertujuan menyakiti. Kebanyakan pada masa SMA ini bullying yangdi lakukan yakni
jenis kontak fisik. Apakah yang di maksud dengan bullying kontak fisik? Bullyng
kontak fisik ini merupakan sebuah tindakan atau usaha yang di lakukan untuk
mengkontrol atau atau mengitimidasi seorang korban agar mau menuruti kemauanya.
Hal ini di sebabkan pelaku menginginkan orang lain agar untuk menirukan gayanya
sikapnya atu perilakukanya. Lantas apa yang bisa di perbuat agar korban ini
terhindar dari bullyng? Salah satunya hal paling pokok adalah menjalin hubungan
baik dengan guru bk, atau konselor di dalam sekolahan. Lantas apakah peranan
guru bk atau konselor ini? Guru bk atau konselor ini merupakan sebuah terobosan
dari sekolah untuk menangani berbagai kasus yang terjadi pada para siswa.
Peranan guru bk ini selain membantu mengembangkan potensi dari seorang siswa,
juga memberikan solusi atas kasus kasus yang terjadi di kalangan siswanya.
Salah satunya yakni bullying. Tidak sedikit dari siswa yang mengalami kasus
bullyng dari teman-temanya mulai dari sikap, penampilan atau keterbasan dari
korban yang sering di olok-olok oleh teman-temanya di karenakan ada perbedaan
di dalam suasana sekitarnya.
Bagaimana cara mengatasi bullyng yang terjadi
di sekolahan? Sekolah harus memberikan edukasi bagi para siswanya tentang
bullying ini. Jika terjadi bullying haruslah di cari akar terjadinya bullying
ini. Serta membuat peraturan tentang bullying ini, serta tak kalah penting jika
terjadi bullyng ini haruslah seorang guru bk atau konselor ini memberikan
dukungan penu bagi korban, dengan tujuan bangkit dari keterpurukan yang terjadi
atas dirinya.
Selain maraknya kasus bullying yang terjadi di
sekolahan, tak kalah juga akibat dari penampilan ini menjadikan banyak kasus
yang terjadi, kasus berikutnya yakni pelecehan yang terjadi di lingkup
sekolahan. Baik pelecehan antar teman, pelecehaan sesama jenis. Bukan hanya itu
yang di khawatirkanya berkat penampilan yang di pertontonkan di media sosial
ini sangat membahayakan di karenakan bisa jadi menyalahi kodrat, seperti
laki-laki yang menirukan gaya penampilan perempuan, atau perempuan yang
menirukan gaya laki-laki. Ujung dari
permasalahan ini yakni bisa jadi menjadi LGBT. Tentu maraknya kasus media sosial
ini sangat mengkhawatirkan dikarenakan bisa saja hal itu di contoh dan
dilakukan di dalam lingkup sekolah. Dalam hal ini masing-masing peranan baik
orang tua atau guru sangatlah di butuhkan. Terlebih peranan orang tua, di
karenakan waktu yang di peroleh oleh anak paling banyak di rumah, hal ini
menjadikan kontroling dari seorang guru menjadi berkurang. Bagaimana cara orang
tua ini dalam memberikan arahan atau kontrol dari seorang anak? Salah satunya
memperhatikan prilaku dari anak itu sendiri dan mendengarkan segala keluh
kesahnya, dan mencarikan solusi terbaik untuk anaknya. selain itu bisa saja
dengan mengkontrol siklus pertemanya, mencari tahu tentang kehidupan anaknya
bersama teman-temanya, juga mengkontrol handphoneya, jika ada keanehan jangan
ragu untuk menegur dan mengarahkan anaknya namun jangan sampai memakai
kekerasan baik secara fisik maupun perkataan.
Penulis : Sarwono (mahasiswa Prodi
Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Nama : Muh Irawan Gunadi
BalasHapusNIM : 1903030031
Kebebasan berpakaian di sekolah adalah isu yang kompleks. Beberapa sekolah memiliki aturan berpakaian yang ketat untuk menjaga disiplin dan tata tertib, sementara yang lain mengutamakan ekspresi individu siswa, dan ada juga kesetaraan gender, di mana beberapa aturan berpakaian bisa dianggap diskriminatif. Selain itu faktor budaya dan agama juga perlu dipertimbangkan dalam mengatur kebijakan berpakaian disekolah, dengan demikian penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang berpegaruh dalam mengatur kebijakan berpakaian di lingkungan sekolah. Semua pihak, termasuk sekolah, siswa, dan orang tua harus bekerja sama untuk mencapai kebijakan berpakaian yang memperhatikan kepentingan semua pihak dan mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung.