Kenaikan harga minyak goreng sangat berdampak bagi
masyarakat, hal ini dapat membuat masyarakat
menjadi kewalahan karena masalah ekonomi menjadi menurun. Isu tersebut menjadi
perbincangan yang hangat terutama di Twitter terkait
kenaikan harga minyak
goreng yang berdampak
bagi para UMKM. Bahkan kelangkaan minyak goreng sempat
menjadi salah satu permasalahan di masyarakat dan menjadi isu nasional.
Pada tanggal 2 Februari 2022 di berita-berita televisi saya melihat
bahwa mentri perdagangan telah mengumumkan
harga minyak goreng sebesar 11.500 rupiah per liter. Namun rendahnya harga tersebut dan disertai kelangkaan minyak goreng yang ada di pasaran membuat
masyarakat kesulitan untuk mendapat minyak goreng. Walaupun dari segi
ekonomi harga minyak goreng tergolong
murah, namun dengan kelangkaan yang terjadi konsumen tidak dapat memanfaatkannya.
Satu bulan kemudian, pada bulan maret 2022 harga
minyak goreng menjadi meningkat secara
tiba-tiba. Dalam berita-berita diungkapkan harga minyak goreng di berbagai
tempat penjualan meningkat kurang
lebihnya 50%. Dengan adanya penningkatan harga tersebut masyarakat menjadi kesulitan untuk membelinya, terutama bagi
para pelaku UMKM seperti penjual
makanan. Pada akhirnya jalan yang dapat mereka ambil dengan menaikkan harga jual produknya. Kondisi ini mempengaruhi
para pelaku UMKM menjadi semakin sulit untuk
bertahan. Setelah mereka menghadapi pandemi Covid-19. Pada pandemi pun
kestabilan para UMKM berdampak omset yang menurun
dari hari ke hari mereka akibat PSBB.
Dan saat ini dirasakan kembali adanya kenaikan
harga minyak goreng yang cukup terbilang besar, tentu hal ini menjadi perhatian banyak pihak. Tidak hanya oleh
pemerintah, melainkan juga masyarakat dan terutama pelaku
UMKM.
Kenaikan harga minyak goreng ini menjadi masalah
ekonomi yang menimbulkan dampak buruk, khususnya
bagi masyarakat menengah
bawah. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan harga minyak goreng
menjadi naik yaitu
kebijakan pemerintah, permasalahan produksi, distribusi, ketidak samaan antara permintaan dan persediaan, dan masalah lainnya.
Namun bagi masyarakat apapun faktornya terutama untuk bahan pokok,
kondisi tersebut sangat merugikan
mereka sebagai konsumen.
Hal ini tentu memunculkan berbagai
penolakan baik secara offline
maupun online.
Suara masyarakat di media sosial saat ini tidak dilihat
sebagai opini yang remeh. Setiap hari orang berbagai kalangan memposting
berbagai macam berupa teks maupun gambar dan
vidio di media sosial. Salah satu media sosial yang menjadi tempat
penyalur sura dan aspirasi masyarakat terkait kenaikan harga minyak goreng
ini adalah Twitter.
Dan semenjak itu peningkatan penggunaan Twitter sangat
meningkat pada tahun 2022 darpada tahun sebelumnya.
Kenaikan harga minyak goreng membuat pembeli dan
pedagang warung mengeluh, karena banyak
yang berkomplain dari pembeli karena harga minyak goreng yang semakin mahal. Dan jumlah pembeli minyak goreng mulai
menurun. Tidak hanya warung warung, pekerja minimarket pun menerima keluhan
yang sama dari pembeli yang memprotes kenaikan
harga minyak goreng.
Kenaikan harga minyak
selain merugikan bagi para pelaku
UMKM juga berdampak
bagi para ibu rumah tangga
yang sulit bagaimana mengolah makanan dan harus mengirit
minyak
goreng. Adapun beberapa cara
alternatif bagi para ibu rumah tangga untuk mengurangi jumlah minyak goreng.
Dengan cara mengolah
makanan dikukus, dipanggang, direbus, dam lainnya. Dengan begitu adanya kenaikan
harga minyak tidak sepenuhnya merugikan tetapi
ada sisi baiknya juga yaitu dapat mengkonsumsi makanan yang jauh lebuh
sehat dengan sedikit penggunaan minyak goreng dalam
pengolahan makanan.
Pakaian boleh tidak harus baru karena bisa dipakai
terus menerus berbeda dengan minyak goreng,
yang dipakai masak dan akan habis ketika dipakai. Oleh karena itu, masyarakat memiliki kecemasan jika bahan pokok minyak
goreng ini menjadi sangat mahal. Tidak mungkin
memakai minyak goreng berkali kali karena dengan begitu kualitas minyak goreng menjadi
menurun dan tidak baik untuk
kesehatan manusia.
Kenaikan harga minyak
goreng mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk miskin,
hal ini karena minyak termasuk
bahan pokok. Penyebab
harga minyak naik diekspor ke luar negeri.
Upaya pemerintah seharusnya untuk menurunkan harga sawit dan
memberhentikan ekspor luar neger,
agar tidak ada lagi kemiskinan di Indonnesia. Dalam hal menyikapi kenaikan harga minyak goreng, pemerintah sudah
mengambil kebijakan yang kurang tepat dengan
menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada bulan Januari 2022 lalu.
Niat pemerintah memang bagus, yaitu
berusaha mengendalikan harga minyak goreng. Namung yang terjadi malah minyak
goreng menjadi sulit ditemukan di pasar.
Masyarakat saat ini lebih banyak membeli minyak curah daripada
minyak berkualitas karena
naiknya harga minyak secara drastis. Sebagian masyarakat miskin bahkan
tidak sanggup untuk membeli
minyak goreng dan beralih untuk mengolah makanannya dengan cara merebus
bahan pokok dikarenakan tidak sanggup membeli
minyak goreng. Jika masyarakat menengah
atas masih sanggup
menghadapi kenaikan harga minyak, tidak dengan masyrakat dengan pendapatan yang rendah. Bagi penduduk berpendapatan rendah kenaikan harga
minyak akan menurunkan daya beli dan akan memperdalam kemiskinan.
Indonesia pernah mengalami penurunan produksi minyak
goreng sekitar tahun 2002-2007. Namun
menurunnya produksi minyak goreng pada saat itu tidak mengakibatkan langkanya minyak
goreng. Setelah pemerintahan menyediakan minyak goreng
dalam kemasan dengan
harga ekonomis di pasaran, meski dengan harga yang masi cukup tinggi.
Sumber utama minyak goreng di Indonesia saat ini
yaitu kelapa sawit, sebenarnya banyak alternatif
bahan lainnya seperti daging buah kelapa, jagung, wijen, kedelai, dan lainnya. Daging buah kelapa merupakan bahan
alternatif paling mudah ditemukan dan mudah juga cara pembuatannya bagi mmasyarakat. Minyak goreng dari daging
buah kelapa paling direkomendasikan
sebagai minyak kelapa sawit. Terdapat satu sifat kimia yang menonjol dari kedua bahan tersebut, yaitu minyak kelapa mengandung lemak jenuh lebih besar daripada sawit, sehingga minyak kelapa
lebih stabil pada suhu yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi.
Indonesia tidak hanya menjadi penghasil
minyak kelapa sawit terbesar di dunia serta penghasil
buah kelapa terbesar di dunia. Indonesia dapat menghasilkan kurang lebih 18 ton kelapa dihasilkan per tahunnya. Di
provinsi Riau tertinggi dri 2018-2021, rata-rata empat tahun terakhir mencapai 393.518 ton per tahun. Pohon kelapa
lebih banyak tumbuh di pedesaan, terutama
di pesisir sehingga
memungkinkan mengolah daging buah kelapa menjadi minyak kelapa.
Produksi minyak kelapa, membuatnya cukup mudah dan
setiap orang dapat melakukannya di
rumah dengan peralatan sederhana. Pertma, daging buah kelapa dihaluskan dengan bantuan penambahan air. Santan kental yang
diperoleh, dipanaskan pada suhu yang tinggi selama beberapa
jam sampai air dan minyaknya
terpisah. Bagian minyak yang mulai terpisah dari air, masih bercampur
dengan gumpalan protein,
disebut blondo. Kedua, campuran
ini biasanya dipisahkan dengan teknik penyaringan. Santan kental diletakkan dalam botol kaca besar dan diamkan selama
kurang lebih 24 jam.
Kelangkaan dan kenaikan
harga minyak goreng membuat banyak ibu rumah tangga kesulitan
untuk memasak sehari hari. Padahal
penggunaan minyak goreng untuk mmemasak sehari hari sudah melekat di
masyarakat Indonesia karena cita rasa makanan
yang digoreng lebih enak dan gurih dibanding dengan makanan yang dimasak
dengan cara dikukus, direpus
atau dipanggang. Dapat dikatakan masyarakat indonesia masih bergantung dengan minyak goreng.
Akibat kenaikan harga minyak dan pengetahuan membuat
masyarakat berhemat dengan menggunakan minyak goreng yag telah dipakai
berkali kali atau bisa disebut dengan
minyak jelantah, hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Minyak goreng yang sudah digunakan berkali kali
menurunkan mutu pada minyak goreng dan
dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan bahan pangan yang digoreng pun juga menurun. Penurunan mutu dapat ditimbulkan
dari perubahan fisik pada minyak seperti warnanya
mulai keruh, tekstur, dan rasa yang dapat menurunkan kandungan vitamin dan nilai gizi yang ada pada bahan pangan tersebut. Kandungan kolesterol dan kadar lemak pada minyak
goreng meningkat, dan nilai gizi protein dan kadar kadar air menurun, sehingga
jika terus dikonsumsi dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Tetapi ada sisi positifnya yang dapat diambil dari
adanya kenaikan harga minyak ini yaitu menjadikan untuk masyarakat Indonesia
memulai gaya hidup sehat. Sudah saatnya masyarakat Indonesia untuk mengurangi makanan yang digoreng.
Kandungan minyak goreng yang tinggi akan lemak, mengonsumsi
minyak goreng berlebihan sangat bahaya untuk
kesehatan tubuh. Sesuai dengan anjuran Kementrian Kesehatan RI, 2019 mengenai anjuran
konsumsi lemak, konsumsi
lemak hanya 5 sendok makan per hari. Penting mengetahui anjuran tersebut agar dapat
terhindar dari kelebihan konsumsi lemak. Memang tidak mudah mengurangi minyak tetapi hal ini dapat berdampak
baik bagi kesehatan tubuh kita.
Dapat disimpulkan bahwa salah satu media sosial yang dapat digunakan sebagai ruang publik masyarakat yang tidak lepas dari pengawasan dari pemerintah sebagai penguasa untuk kenaikan harga minya goreng adalah Twitter. Pemerintah dapat ikut dalam beropini publiknya sendiri untuk menyangkal suara yang dapat membangun wacana dengan yang berbau negatif. Dengan demikian upaya yang dilakukan rakyat untuk beropini publiknya sendiri terkait dengan perlawanan terhadap pemerintahan mengalami hambatan. Hambatan ini dikarenakan wacana yang dijanjikan oleh para influencer melalui postingan yang mereka produksi. Untuk mengatasi masalah kelangkaan ini yaitu dengan hindari investasi pasar yang dilakukan diluar lokasi pasar karena akan lebih banyak menimbulkan berkurangnya produk. Pemerintah harus mengoptimalkan fungsi pasar agar sesempurna mungkin.
Penulis : Dinda Rizqi
Amalia (Mahasiswa
Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Purwokerto)