Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata
pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin
yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan
awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke
luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir,
merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi
menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Menurut ahli
pedagogik dari Belanda, Langeveld, mengemukakan bahwa pengertian pendidikan
merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak
yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.
Menurut Ki Hajar
Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak
supaya mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Sekarang ini di
Dunia pendidikan kita saat ini sedang diuji oleh gelombang kehadiran pandemik
Covid-19. Sebuah kondisi yang sebelumnya tidak pernah terdeteksi. Pada masa di
mana lembaga pendidikan kita menghadapi tantangan mendesak untuk menghadapi
akibat pengaruh dari musibah yang namanya virus corona.
Sebagaimana hampir
semua orangtua di Indonesia pada saat pandemi Covid -19 sedang meningkat banyak
sekolah-sekolah diindonesia yang diliburkan atau bahkan digantikan dengan
sekolah online. Bisa dibilang dengan belajar dari rumah menggunakan media
komunikasi berupa handphone dengan didampingi oleh orangtua. Hampir semua
orangtua di Indonesia pada saat itu harus mengakui mengalami kesulitan dalam
menjelaskan berbagai materi pelajaran dan menemani anak-anak mengerjakan
pekerjaan sekolah.
Selain itu, kemampuan
teknologi dan ekonomi setiap siswa berbeda-beda. Tidak semua siswa memiliki
fasilitas yang menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Mesikupun begitu,
pembelajaran harus terus berlanjut. Setiap sekolah termsuk para stafnya tak
kehilangan akal untuk mencari solusi segala kekurangan di tengah mewabahnya
pandemi. Ketidak seimbangnya lembaga pendidikan kita menghadapi situasi pandemi
diera disrupsi, harus dibarengi dengan tanggapan-tanggapan terhadap tantangan
ini guna membangkitkan momentumm pendidikan kita. kita tidak cukup hanya
berdamai dengan keadaan saat ini tetapi perlu melakukan terobosan-terobosan
menghadapi perubahan yang dramatis dan penuh resiko tersebut. Dengan demikian,
di era “supersmart society” saat sekarang ini, atau sedang menuju ke revolusi
industri 5.0, kita memang harus berani memulai sebuah perubahan.
Di era sekarang
ini, kemampuan menyesuikan, mengusai dan mengembangkan teknologi menjadi salah
satu komponen penting di masa-masa ini. Pengembangan dari negara maju
menunjukan bahwa iklim pendidikan mereka baik karena memang didukung dengan
peningkatan dalam kemampuan dibidang teknologi serta berinovasi lalu
menyesuikan diri.
Dan sekarang ini
sekolah-sekolah di Indonesia memulai pembelajaran dengan sistem offline lagi
untuk mengembalikan keadaan seperti sebelum adanya pandemik. Serta tetap
menggunakan protokol kesehan seperti, sudah melakukan vaksin dosis 1,2,dan
boster, menggunakan masker dan disediakan tempat cuci tangan disetiap
sekolah-sekolah. Pembelajaran tatap muka ini mulai berlangsung membaik dengan
keadaan saat ini. Banyak siswa-siswi yang lebih tertarik dengan pembelajaran
offline dikarenakan mereka dapat bertemu dan berinterakti dengan banyak teman
disekolah.
Kegiataan
pembelajaran tatap muka disekolah-sekolah akan dibuka kembali pada bulan juli
2022 mendatang atau tahun ajaran baru. Pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama telah
meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka di masa pandemi
COVID-19.Sudah banyak sekolah-sekolah di
indonesia yang mulai memberlakukan secara offline sesuai dengan protokol
kesehatan. Dan inilah alasan mengapa “proses belajar tatap muka itu penting
untuk menghindari learning loss”. Kondisi dimana ketika anak-anak kita akhirnya
lebih banyak bermain online, tidur dirumah atau hanya mendengarkan guru tanpa
memperhatikan, itulah mengapa harus kita hadapi dan kita harus ubah kebiasaan
tersebut, dengan memulai pembelajaran offline. Ada banyak orangtua juga yang
mengungkapkan kendala dalam proses belajar saat ini bukan lagi kuota internet,
melainkan pada ketersediaan gawai. Masih banyak siswa yang tidak memiliki gawai
sehingga proses belajar terhambat. Jangan sampai anak-anak kita keburu malas
karena terlalu lama di rumah, sehingga tidak ada semangat kembali ke sekolah.
Pentingnya guru
sebagai satu komponen dalam pembelajaran memiliki posisi yang sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah
merancang,mengelola,melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu,
kedudukan guru dalam kegiatan pembelajaran juga sangat strategis dan
menentukan. Strategis karena guru yang akan menentukan kedalaman dan keluasan
materi pelajaran, sedangkan bersifat menentukan karena guru yang memilah dan
memilih bahan,metode, dan media pembelajaran yang akan disajikan kepada peserta
didik. Gru memang mempunyai peranan yang paling penting dalam proses
pembelajaran sehingga guru mendapatkan predikat figur sentral.
Sudah menjadi
wacana publik di kalangan para pendidik bahwa media merupakan alat bantu
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guna
dapat menciptakan media yang efektif dalam proses pembelajaran guru seharusnya
memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan, dan media apa yang cocok
digunakan sebagai alat bantu dalam penyampaian materi tersebut. Selain itu,
guru juga dituntut cerdas dalam menentukan macam dan jenisalat bantu yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Ada beberapa macam media
non-material yang sering dipakai sebagai media pendidikan pada umunya.
Media-media itu adalah suruhan, larangan, nasihat, hukuman, peringatan,
bimbingan, hadiah, pujian dan sebagainnya. Terlepas dari bentuk-bentuk dan
jenis-jenis media dalam pendidikan, dan terkait dengan masalah pemilihan media,
menurut Djmarah (1991:96) semuanya akan berpulang pada guru, dalam arti
bagaimana guru memilih media yang tepat berdasarkan pertimbangan yang hati-hati
agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Semua itu kembali berpulang pada keterampilan guru dalam memilih dan merancang media
yang tepat dan benar.
Ada beberapa alasan
mendasar mengapa perlunya digunakan media proses pembelajaran diruang kelas,
terutama bagi siswa sekolah dasar, yakni pertama
siswa SD cenderung masih berpikir kongkrit, sehingga materi pelajaran yang
bersifat abstrak perlu divisualkan sehingga menjadi lebih nyata. Kedua penggunaan media dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, mengurangi
atau menghindari terjadinya verbalisme, membangkitkan nalar yang teratur,
sistematis, dan untuk menumbuhkan pengertian dan mengembangkan nilai-nilai pada
siswa. Selain itu ada pula buku ajar Secara umum, menurut Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi atau Dikti, pengertian buku ajar adalah buku yang dijadikan
pegangan untuk mata kuliah yang disusun dan ditulis oleh pakar di bidangnya.
Tentu saja, di dalam buku ajar tersebut harus memuat bidang yang memenuhi buku
teks serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.
Selain itu,
pengertian buku ajar juga bisa dipahami sebagai buku pelajaran dalam bidang
studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam
bidangnya. Maksud disusunnya pengertian buku ajar harus memuat maksud dan
tujuan instruksional yang juga dilengkapi dengan sarana pengajaran yang mudah
dipahami.
Pengertian buku
ajar juga biasanya digunakan untuk mendukung terciptanya lingkungan atau
suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Biasanya, buku ajar ini berisi
tentang materi pembelajaran yang sifatnya instruksional dan di dalamnya
terdapat materi yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari. Buku ajar merupakan bagian penting dalam
pelaksanaan pendidikan. Melalui buku ajar guru atau dosen akan lebih
mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan mahasiswa akan lebih terbantu dan
mudah dalam belajar. Buku ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik materi yang disajikan.
Dan sekarang ini
kalau kita mau bisa bertahan didunia jaman sekarang, kita tidak akan bisa
menghindari kemajuan-kemajuan itu. Seperti ungkapan dari Albert Eistein, “The
measure ofinttelligence is the ability to change”. Maka tugas pendidikan kita
mau tidak mau harus menyesuaaikan diri dengan perubahan tersebut. Minimal
mengubah kultur-kultur lama yang kadang kala mengukung kita selama ini.
Dengan adanya kejadian pandemik Covid-19 ini,
kita harus mampu mengambil hikmah dari kejadian pandemi tersebut. Pandemi
covid-19 ini mungkin saja datang sebagai ujian untuk kita semua, apakah kita
mampu mencerdaskan kehidupan bangsa walau dalam kondisi seperti ini. Semoga
kita semua mendapatkan hidayah dalam kejadian ini. Semoga goresan sederhana ini
memberikan banyak manfaat. Aamiin.
Penulis : Afida
Nurhidayati (mahasiwa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muuhammadiyah
Purwokerto)