Untuk merubah suatu negara, hal yang
sangat penting untuk di ubah adalah system Pendidikan. Pendidikan menjadi salah
satu sumber kemajuan suatu bangsa. Karena pendidikan mempunyai kaitan yang erat
untuk kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang baik maka
akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi lebih baik.
Sayangnya menurut hasil survei mengenai
sistem pendidikan menengah di dunia pada tahun 2018 yang dikeluarkan oleh PISA (Progamme
For International Student Assesment) pada tahun 2019 lalu, Indonesia berada
di posisi ke-6 terendah yang mana peringkat ke-74 dari 79 negara. Kemudian khusus
bidang pendidikan di tahun 2022 lalu Indonesia berada di peringkat ke-55 dari
73 negara. Dilihat dari sini maka kita bisa merasakan bahwa kualitas pendidikan
di Indonesia masih sangat memprihatinkan
Rendahnya mutu Pendidikan di Indonesia
memiliki dua factor, yakni factor internal dan factor eksternal. Faktor
internal seperti motivasi dan minat belajar. Sedangkan factor eksternal
mencakup sarana dan prasarana, guru, orang tua, kondisi geografis, hingga
ekonomi.
Seperti yang sudah disebutkan salah satu
factor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya
kualitas tenaga pengajar. Keadaan guru atau tenaga pengajar di Indonesia
terlihat menyedihkan. Banyak guru yang belum memiliki profesionalisme yang
memadai serta masih banyaknya guru honorer. Menanggapi hal ini, disisi lain gaji
guru di Indonesia juga masih terbilang rendah terlebih guru honorer yang masih
banyak di bawah UMR (Upah Minimum Regional), bahkan saya pernah mendengar ada
guru honorer yang hanya di gaji 300 ribu. Tidak adil rasanya dengan tuntutan
mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi hanya mendapat gaji seperti seikhlasnya
saja. Jadi ya bagaimana mereka bisa focus mengajar jika dibenaknya masih
terpikirkan besok makan bagaimana ya.
Sarana dan prasarana juga memiliki peranan
penting dalam Pendidikan, karena dengan tidak adanya sarana dan prasana
pembelajaran yang memadai maka pembelajaran tidak akan berjalan secara optimal
dan tujuan pembelajaran pun bisa bisa tidak tercapai. Dengan sarana dan
prasarana pendidikan yang lengkap maka dapat mempermudah pendidik untuk
transfer ilmu kepada peserta didik. Peran orang tua juga tak kalah penting
dalam meningkat mutu Pendidikan. Dirumah orang tua dapat meberikan semangat dan
motivasi anak dalam belajar, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dialami di sekolah, kemudian juga bisa dengan memberikan teladan yang baik.
Menurut saya jika kita ingin merubah
system Pendidikan, maka perlu memberikan akses yang sama untuk semua orang.
Pendidikan kita tidak akan berubah jika untuk mendapatkan Pendidikan yang layak
saja orang bisa berbeda beda. Maka bisa dikatakan disini terjadi polarisasi, polarisasi
yang tercipta ya karena keadaan. Karena kebanyakan dari mereka belum punya
keadaan finansial yang bagus.
Rasa-rasanya juga tidak adil jika
membandingan Pendidikan di Indonesia dengan negara negara di Skandinavia
seperti Finlandia, Swedia, Denmark, Islandia, dan Norwegia yang terbilang sudah
sangat maju. Karena dilihat dari bentuk negaranya saja Indonesia merupakan
negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau. Tentunya hal ini bukan hal yang
mudah bagi Indonesia untuk bisa segera menyusul Pendidikan seperti di negara
Skandinavia. Apalagi dengan dengan penduduk sebanyak ini.
Perbedaan lainnya yang cukup mencolok antara
negara maritim dengan yang tidak adalah ada pada jaringan dan infrakstrukturnya.
Sebagai contoh membangun jembatan di laut dengan di darat tentu akan lebih mahal
jika di laut. Ini yang membuat membuat suatu infrakstruktur menjadi lebih
mahal. Itu juga yang menyebabkan
internet masih terbilang mahal, ya karena martimi itu tadi, akses yang
terlampau luas.
Pasti kebanyakan dari kita berpikir untuk
memperbaiki keadaan sekarang ini hal yang dapat kita lakukan diantaranya memberikan
dana kepada orang yang tidak mampu agar dapat menikmati pendidikan yang layak, membuat
program wajib belajar, bahkan membangun sekolah gratis. Kita ambil contoh wajib
belajar, pemerintah membuat aturan wajib belajar selama 9 tahun, yang
dilaksanakan minimal dari SD sampai dengan SMP dalam bentuk lain sederajat.
Seharusnya program kuliah pun seharusnya gratis. Tapi bagaimana bisa gratis
jika penerimaan dana tidak bisa sebesar itu untuk bisa menampung hal tersebut.
Tapi bagaimana mau penerimaan negara besar, jika orang orang tidak membayar
pajak. Dan bagaimana mungkin pajak akan dinaikkan jika pendapatan perkapita
masyarakat di Indonesia masih tergolong kecil.
Sementara itu, masih banyak orang-orang yang
mengatakan “coba aja tinggal di Finlandia” atau negara negara skandinavia
lainnya. Tanpa mereka tau, negara-negara tersebut menanggung pajak yang tidak
sedikit. Tercatat tarif PPh (Pajak Penghasilan) orang pribadi di swedia dan
Denmark masing masing tercatat 61,85% dan 55,80%. Sementara tarif PPh orang
pribadi di Norwegia tercatat sebesar 38,52%. Tentu itu bukan angka yang sedikit.
Banyak yang beranggapan bahwa, “wah mereka
negara Bahagia”, ya tidak salah tetapi mereka juga memiliki konsekuensi seperti
itu. Karena hal tersebut berbanding lurus dengan fasilitas yang mereka peroleh,
seperti adanya fasilitas Kesehatan bebas biaya untuk semua penduduk. Kemudian penduduk Swedia dari hasil pajak
adalah sekolah gratis. Anak-anak mendapat pendidikan berkualitas tinggi, baik
di sekolah negeri atau swasta, tanpa harus membayar SPP lagi.
Berbeda dengan di Indonesia yang
pembayaran pajaknya masih bervariatif, yakni :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak |
Tarif Pajak |
Rp. 0 – Rp.
50.000.000 |
5% |
>Rp. 50.000.000 –
Rp. 250.000.000 |
15% |
>Rp. 250.000 –
Rp. 500.000.000 |
25% |
>Rp. 500.000.000 |
35% |
Maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia sangat berkaitan dengan sektor perekonomian. Maka ini tugas pemerintah dan masyarakat untuk bisa bahu membahu memperbaiki keadaan perekonomian di Indonesia agar permasalahan Pendidikan di negara ini dapat segera teratasi dan siap bersaing dengan negara lainnya.
Penulis : Gita Indah Nurani (Mahasiswa Prodi Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Alfan Nur Najmi Fatkhan
BalasHapusNim : 1906010062
ekonomi memang sangat mempengaruhi pendidikan masyarakat di indonesia. Karena pendidikan merupakan indikator yang dapat mempengaruhi terjadinya pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dimana pendidikan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi dapat memperlancar pendidikan sutau daerah baik dikota maupun desa.
Nama : Sania Ramadhani
BalasHapusNim : 1906010040
Pendidikan sangat berpengaruh dengan perekonomian. Karena tingkat sosial seseorang ditentukan oleh perekonomian yang berjalan. Jika perekonomian stabil dan bagus, maka tingkat kemiskinan juga rendah. Dengan seperti ifu maka akan banyak orang yang dapat bersekolah. Karena begitu banyak kasus orang yg tidak bersekolah adalah masalah kemiskinan. Jika perekonomian bagus maka akan banyak pula dana yang mengucur untuk pendidikan, sehingga akan memperbesar peluang untuk anak bangsa bersekolah.
Hanif Nur Anisa
BalasHapusMenurut saya benar sekali artikel di atas. Ekonomi sangat dapat memperlancar pendidikan khususnya pada daerah terpencil maupun pedesaan. Keterbatasan ekonomi memperhambat segala proses pendidikan. Di karenakan rangkaian pembelajaran membutuhkan alat-alat untuk mendukungnya, seperti kebutuhan ATK, ketersediaan proyektor dan sebagainya. Hal tersebut dapat memperlancar proses pembelajaran. Jadi menurut saya perekonomian yang bagus atau stabil sangat mempengaruhi pembelajaran/pendidikan. Maka dari itu di harapkan pemerintah memperhatikan hal itu.
Zahin Ajib Luthfi izin memberi tanggapan memang betul perkonomian mempengaruhi mutu pendidikan akan tetapi menurut saya terkhusus di Indonesia banyak kebijakan dan program strategis yang dapat dikembangkan oleh kementerian pendidikan untuk mampu menjawab tantangan yang berkembang sekarang. Sayangnya semua seolah terlena dengan persoalan politik. Ketika individu-individu yang terlibat dalam politik tidak memiliki idealisme, akhirnya kreativitas mereka akan menjadi berkurang dari situasi yang berkembang. Mereka menjadi cenderung pasif dan tidak kreatif.
BalasHapusOktaviani Rahmasari
BalasHapusMenurut saya, artikel di atas benar sekali, Pendidikan menjadi salah satu sumber kemajuan bangsa. Karena pendidikan mempunyai kaitan yang sangat erat untuk kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang baik maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi yang lebih baik lagi. jadi dapat di simpulkan bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia sangat berkaitan dengan sektor perekonomian. Maka tugas dari pemerintah dan masyarakat untuk bisa membantu memperbaiki keadaan perekonomian di Indonesia.