Bumi saat ini dihadapkan pada suatu krisis global karena menyangkut hidup seluruh penghuni bumi tanpa kecuali, melewati batas gender, ras, negara, etnis, ideologi, budaya dan agama. Krisis itu adalah krisis lingkungan atau krisis ekologi. Isu lingkungan hidup menjadi topik perbincangan yang mendapat perhatian khusus beberapa dekade ke belakang, terkait dengan permasalahan pemanasan global (global warming) yang disebabkan oleh emisi gas karbon dari industri maupun kendaraan bermotor dan kerusakan serta pembakaran lahan atau hutan, persoalan pencemaran sungai dan laut, kerusakan pantai serta pembuangan limbah-limbah berbahaya telah mempengaruhi kelangsungan hidup manusia baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu spesies. Menanggapi hal tersebut, membawa manusia untuk berpikir tentang bagaimana dampak tindakan dan perilaku hidup manusia terhadap lingkungan sekitarnya perlu dilakukan penataan ulang.
Muhammadiyah, salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, sangat erat kaitannya dengan dinamika perkembangan negara ini. Gerakan masyarakat berbasis Islam yang dipelopori oleh K. H. Ahmad Dahlan ini sudah ada sejak tahun 1912. Dengan usia yang memasuki abad ke-2 ini, tidak diragukan lagi kiprah Muhammadiyah dalam menghadapi berbagai tantangan zaman yang bertransformasi begitu cepat. Salah satu persoalan yang menjadi perhatian Muhammadiyah dari awal hingga sekarang adalah persoalan poltik. Namun, berbeda dengan partai politik atau organisasi sejenis yang melakukan politik praktis.
Muhammadiyah memilih jalur lain yaitu dengan politik nilai atau disebut juga politik adilihung (high politics). Sejak fase pertama berdiri, Muhammadiyah memandang kehidupan politik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam. Oleh karena itu, walaupun Muhammadiyah tidak melibatkan diri dalam politik praktis secara langsung, kiprah politik tetap dilakukan Muhammadiyah dalam bentuk yang lain, yakni berupa pemikiran yang dibutuhkan bangsa dan negara tanpa mengabaikan aksi gerakannya yang bersifat konkret.
Melihat kondisi politik Indonesia yang masih memiliki banyak PR dan belum menunjukan keberpihakannya kepada isu-isu lingkungan membuka ruang strategis-kritis bagi Muhammadiyah untuk melakukan green political movement. Merujuk kepada tiga ciri Muhammadiyah hari ini sebagai pelopor paradigma teologi ekosentris, gerakan kemanusiaan berbasis ekologi, serta jihad konstitusi, Muhammadiyah dapat menyentuh berbagai pihak dari segala lapisan untuk lebih fokus terhadap isu lingkungan yang sudah mengancam keberlangsungan hidup manusia. Tentu saja gerakan green politics Muhammadiyah masih jauh dari kata selesai. Namun, jika melihat rekam jejak historis Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan zaman lebih dari satu abad. Bukan hal yang tidak mungkin baginya untuk membawa Indonesia kearah yang lebih baik lagi, khususnya dari aspek lingkungan.
Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah memiliki peran sentral dalam aspek lingkungan hidup. Konsep pemakmuran bumi yang merupakan bagian dari isu ekologi menjadi salah satu fokus utama. Salah satu bentuknya adalah melalui konservasi lingkungan yang diwujudkan melalui program Tanam Pohon. Konsep pemakmuran bumi yang merupakan bagian dari isu ekologi menjadi salah satu fokus utama. Salah satu bentuknya adalah melalui konservasi lingkungan yang diwujudkan melalui program Tanam Pohon.
Kegiatan penanaman pohon berlangsung di Dusun Silangit, Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. Sebanyak 10.000 bibit yang terdiri tanaman bambu, aren, ringin, kopi, kelapa, sirsak, dan alpukat ramai-ramai ditanam oleh kader Pemuda Muhammadiyah pada acara yang berlangsung Rabu, 29 September 2022. Selain dihadiri oleh Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah dan Lazismu PP Muhamamdiyah, turut hadir pula Sekretaris Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, pejabat Kabupaten/Kecamatan, Penjabat Bupati Banjarnegara, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Banjarnegara, Forkopimcam Mandiraja (Camat, Kapolsek, Danramil), Pimpinan Cabang Muhammadiyah beserta Ortom, pejabat desa setempat, serta masyarakat.
Kabupaten Banjarnegara secara geografis terbagi menjadi dua wilayah yaitu di sisi utara Sungai Serayu dan Sisi Selatan Sungai Serayu, secara umum kondisi tanah di Wilayah Banjarnegara subur. Kondisi tanah yang subur dimanfaatkan untuk penghijauan tanaman produktif yang memiliki nilai ekonomi bagi warga. Apalagi seperti kondisi sekarang ini, di saat pandemi Covid-19 belum sirna juga, salah satu langkah yang diambil dengan membantu menaikan taraf hidup perekonomian warga masyarakat melalui pemanfaatan lahan bantaran sungai maupun lahan warga masyarakat untuk ditanami pohon penghijauan.
Tanaman penghijuan berupa tanaman buah atau yang memiliki nilai ekonomis, dengan harapan buah atau hasilnya dapat membantu warga mengatasi kondisi ekonomi seperti sekarang ini. Seperti yang disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Mandiraja sekaligus sebagai Ketua Panitia Muhammadiyah Mandiraja Go Green Urip Setiyo Budi penanaman pohon atau tanaman penghijaun tidak hanya berfungsi sebagai pohon peneduh atau penguat lahan, tetapi juga bermanfaat secara ekonomis. Sehingga akan membantu kehidupan perekonomian tidak hanya warga Muhammadiyah, namun bermanfaat juga bagi masyarakat secara umum.
Kendala yang dihadapi oleh Kader Hijau Muhammadiyah adalah masih kurangnya edukasi masyarakat terkait dengan pentingnya gerakan menanam pohon. Padahal dengan kondisi wilayah tersebut, gerakan tanam pohon memiliki fungsi ganda, untuk menyelamatkan lingkungan dan sebagai sumber pendapatan lain. Salah satu langkah yang diambil dengan membantu menaikan taraf hidup perekonomian warga masyarakat melalui pemanfaatan lahan bantaran sungai maupun lahan warga masyarakat untuk ditanami pohon penghijauan.
Tanaman penghijuan berupa tamanan buah atau yang memiliki nilai ekonomis, dengan harapan buah atau hasilnya dapat membantu warga mengatasi kondisi ekonomi seperti sekarang ini. Pada kegiatan penanaman pohon yang dilakukan Lazismu dan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah merupakan aksi nyata, bahwa pelestarian lingkungan sebagai bagian dari menjaga keseimbangan alam. Di samping itu, dengan penanaman pohon, Lazismu telah ikut berkontribusi untuk menghijaukan bumi dan menjaga ketersediaan air, sehingga secara tidak langsung turut meminimalisir risiko bencana seperti kekeringan dan rawan longsor.
Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk mengubah paradigma masyarakat Indonesia dalam memandang lingkungan melalui ideologi Islam, yaitu amar ma’ruf nahii munkar (melakukan kebaikan dan melawan keburukan). Dari pandangan teologis Muhammadiyah, manusia merupakan bagian dari alam semesta ini dan menjadi al-khalifah (perwakilan) Allah SWT. Oleh sebab itu, manusia harus memperlakukan alam dengan baik dan penuh kasih sayang serta melawan segala macam bentuk eksploitasi yang merusak lingkungan. Selain itu, lingkungan juga merupakan tempat hidup dan berkembangnya manusia di muka bumi. Sehingga ketika lingkunganya rusak, maka terancam pulalah keberlangsungan kehidupan manusia di dalamnya.
Muhammadiyah berkomitmen untuk berperan aktif dalam melindungi serta memelihara sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sebagai bentuk konkret dari komitmen ini, Muhammadiyah telah membentuk lembaga yang berfokus pada lingkungan, serta menerbitkan buku yang membahas isu lingkungan seperti, fiqih kebencanaan, fiqih air, dan teologi lingkungan dalam Islam.
Penulis : Shalsa Nabila Amandasari (mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Nesa Ashlih Rachmawati (200604003)
BalasHapusGreen politics Muhammadiyah untuk melestarikan lingkungan terutama menanggulangi bencana tapi dilakukann di daerah dataran rendah, agak kurang pas sepertinya
farhan sean azad(2006040023)
BalasHapusadanya gerakan ini menurut saya sangat bagus karena membantu melestarikan kembali tanaman tanaman yang mana bisa sedikit pengurangi pencemaran baik pencemaran udara maupun lingkungan
Priandaru Al Fikri Indriarto_2006040009
BalasHapusBagus programnya, usahakan menanam di daerah yang dekat dengan jalan raya atau di daerah perkotaannya, kenapa begitu? Karena dengan adanya pohon maka dapat mengurangi polusi udara