Muhammadiyah
merupakan gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar
dan tajdid (pembaruan tentang pokok ajaran Islam)
yang bersumber pada Al-Qur’an dan as-Sunnah as-Sohihah. Kemudian apa itu
kemuhammadiyahan? Kemuhammadiyahan
merupakan mata pelajaran yang dipelajari diseluruh perguruan tingggi, dan
menjadi bagian dalam Pendidikan Muhammadiyah. Tujuan Muhammadiyah sebagai
gerakan islam yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Lalu bagaimana
Gerakan Muhammadiyah di lingkungan sekitar? Dilihat dari banyaknya warga di
lingkungan yang hampir 100% merupakan tokoh NU dan sedikitnya tokoh
Muhammadiyah di lingkungan saya banyak perbedaan yang menurut saya sangat jauh
beda. Sebagai contoh tokoh NU yang menurut saya banyak sekali kegiatan doa
bersama, seperti contoh jika di lingkungan ada salah satu warga yang meninggal
para warga NU setiap malam melakukan doa Bersama sampai 7 hari dirumah orang
yang meninggal tersebut. Jika sudah sampai 7 hari melakukan doa bersama, maka
para warga yang ikut berdoa diberi sembako yang berupa beras, minyak goreng,
mie, teh, dan uang 5000 rupiah. Kemudian masih ada acara doa Bersama untuk
orang yang sudah meninggal yaitu antara 40 hari, 100 hari, bahkan 1000 hari. Untuk
doa 40 hari biasanya warga yang hadir diberikan sarung dan sembako yang isinya
sama seperti pada hari ke 7. Untuk tokoh Muhammadiyah sendiri tidak melakukan
doa bersama ketika ada warga yang meninggal.
Kemudian
Muhammadiyah di lingkungan saya terdapat beberapa orang saja, bahkan tokoh
Muhammadiyah tidak melakukan solat jamaah di dekat mushola dari rumahnya.
Beliau setiap hari melakukan jamaah solat di beda desa yang kebanyakan dari
mereka merupakan tokoh Muhammadiyah, dilihat dari solatnya pun berbeda jika NU
menggunakan qunut maka Muhammadiyah tidak menggunakan qunut dan untuk bacaan
solatnya pun berbeda.
Menurut
saya bacaan solat Muhammadiyah lebih mudah dihafal. Kemudian jika pada bulan
Ramadhan tokoh NU melakukan solat tarawih sebanyak 23 rakaat berbeda dengan
Muhammadiyah yang melakukan solat tarawih sebanyak 11 rakaat. Tidak hanya itu
saja untuk awal puasa saja Muhammadiyah melakukan puasa terlebih dahulu
dibandingkan dengan masyarakat NU, untuk lebaran juga kadang Muhammadiyah yang
terlebih dahulu melakukan lebaran dibandingkan NU.
Para
pemuda Muhammadiyah juga melakukan gerakan peduli lingkungan di sekitar
masyarakat. Gerakan tersebut berupa melakukan kegiatan penghijauan, mengelola
sampah, melakukan bersih-bersih sungai atau jalanan dan masih banyak hal-hal
yang dilakukan oleh pemuda Muhammadiyah. Untuk bulan puasa para pemuda dan
pemudi Muhammadiyah juga sering melakukan berbagi takjil untuk warga sekitar. Pemuda
Muhammadiyah di lingkungan saya juga sering melakukan perkumpulan untuk membahas
apa saja yang akan dilakukan dikemudian hari. Tidak hanya pemuda saja, tapi
untuk para orang tua juga sering melakukan perkumpulan di masjid. Dengan
diadakannya perkumpulan tersebut menambah tali silaturahmi yang kuat dan tidak
menimbulkan perbedaan pendapat.
Jika
dilihat dari masyarakat Muhammadiyah di lingkungan saya, saya jarang melihat
para tokoh Muhammadiyah melakukan ziarah ke makam tokoh-tokoh islam. Bahkan
yang saya sering lihat yaitu tokoh NU yang sering melakukan ziarah ke makam
tokoh-tokoh islam di berbagai daerah. Kemudian untuk masyarakat NU para pemuda
setiap malam jumat melakulan tahlilan dan memainkan hadroh. Kegiatan tersebut
dilakukan di rumah pemuda yang nantinya bergiliran dengan pemuda lainnya.
Kesimpulannya
tokoh Muhammadiyah di lingkungan saya tidak sebanyak dengan tokoh NU, tapi kami
yang merupakan tokoh Muhammadiyah tidak membeda-bedakan gerakan lainnya kami
saling menghormati dan tetap menjaga kesopanan dalam berbagai hal. Bahkan
pemuda NU dan pemuda Muhammadiyah sering melakukan kerja sama dan tidak saling
membedakan satu dengan yang lainnya.
Penulis : Cecillia
Jhovanca Pramudita (mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas
Muhammadiyah Purwokerto)