Mengenai kemuhamadiyahan yang saya ketahui
iyalah Muhammadiyah didirikan
oleh Kyai Ahmad Dahlan dimana
kyai ahmad Dahlan
mempunyai cita cita mencerdaskan bangsa
oleh sebab itu kiyai ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang
didalamnya tidak hanya kaum muslim yang boleh belajar, ada banyak kaum non muslim yang ikut belajar
bersama .Menurut pendapat
saya Muhammadiyah merupakan salah organisasi yang menjembatani jalan menuju ridhonya Allah
SWT . Adapun mengenai aturan atau tata cara beribadah
dengan saudara kita yang beraliran
Nahdatul ulama berbeda.
Ada beberapa tata cara,
kebiasaan, cara pandang yang berbeda.Akan tetapi pada dasarnya sama semata mata
hanyalah jalan beribadah kepada
Allah SWT dengan tujuan
mengharap ridha Allah SWT.
Mengenai cara pandang kemuhamadiyahan dan Nahdatul ulama bisa dikatakan
sangat berbeda, menurut
segi pandang saya Muhammadiyah merupakan
aliran yang modern.Maksud dari modern itu sendiri iyalah
banyak sekali kebiasaan kebiasaan yang tidak dilakukan seperti hal nya
orang orang jaman dahulu yang masih
sangat tradisional, seperti Nahdatul Ulama yang masih menggunakan adat
kebiasaan orang orang terdahulu ,atau
bisa disebut dengan cara beribadah kuno masih sangat erat dengan budaya budaya
di daerah setempat.Sebenarnya hal tersebut
tidak menjadi masalah
apabila diniatkan lilahitaala tetapi akan sangat
bermasalah apabila salah meniatkan dalam beribadah seperti
meminta kepada selain allah mempercayai akan datangnya pertolongan
selain dari Allah SWT salah meniatkan dapat mengakibatkan kemusrikan.
Selanjutnya mengenai tata
cara beribadah menurut saya,antara
Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama juga memiliki
perbedaan yang lumayan
menonjol seperti misalnya
pengunaan bismillah pada waktu solat
diucapkan dengan jelas menurut Nahdatul ulama , sedangkan menurut
Muhammadiyah cukup dilafalkan dalam
hati saja.Penggunaan iftitah menurut Nahdatul ulama dan juga penggunaan
Allahuma Baitd untuk Muhammadiyah ,
menurutnya penggunaan allahuma baitd mengandung arti yang lebih lengkap. Jumlah rakat dalam solat tarawih yang biasa dikerjakan oleh Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama pun berbeda.
Nahdatul Ulama
mengerjakan solat tarawih
sebanyak 23 rakaat
sedangkan Muhammadiyah sebanyak
11 rakaat , ada
banyak hal lain yang membedakan cara beribadah Nahdatul ulama dan Muhammadiyah. Selanjutnya dilihat dari kebiasaan kebiasaan yang biasa
dilakukan oleh Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama
seperti ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang dilakukan oleh Nahdatul
Ulama terkadang masih mengikuti orang
orang terdahulu yang masih sangat erat dengan budaya budaya dilingkungan sekitar. Misalnya ada suatu tradisi budaya
di wilayah saya seperti seorang
petani mengadakan sedekah agar hasil
panen melimpah maka petani tersebut mengadakan jabelan.
Jabelan disini berupa
kepungan dimana pada saat kepungan
selain makanan jg terdapat air dan juga bunga didalam gelas yang akan didoakan setelah didoakan air dan bunga
itu akan disiramkan ke ladang agar hasil panen melimpah. Hal tersebut dapat menimbulkan salah arti
karena pada jaman rasullullah tidak ada hal hal seperti itu seperti penggunaan bunga bungga an sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Allah swt Selain penggunaan bunga bunggan
ada juga adat kebiasaan apabila ada orang meninggal
ditahlilkan selama tiga hari
berturut turut, setelah beberapa hari meninggal lalu ada peringatan peringatan khusus seperti
mengingat meninggalnya seseorang memperingati tujuh hari meningggalnya, empat puluh hari meninggalnya, seratus hari meninggalnya dan yang terakir
peringatan seribu hari meninggalnya.
Selama memperingati hal hal tersebut keluarga
yang ditinggalkan akan membuat acara
tahlilan dimana rangkaian acara tersebut terdiri
dari tahlilan makan
makan dan ada bingkisan yang dibagikan kepada
orang orang yang mengahadiri acara
tersebut, hal yang perlu diketahui dari peristiwa tersebut adalah tahlilan tidak boleh dikhususkan untuk suatu
hal seperti tahlilan
untuk orang meninggal
selama tiga hari berturut turut menurut, ajaran Muhammadiyah hal terebut tidak
diperbolehkan selain karena
sebagai ungkapan simpati
kepada keluarga yang ditinggalkan yang seharusnya tidak dikenankan mengeluarkan suguhan,bingkisan kecuali bagi orang yang benar benar mampu
(kelebihan dana) yang semacam itu bisa dikatakan
sebagai sodakoh akan tetapi jika yang ditinggalkan keluarga yang pas
pasan maka hal tersebut tidak sepantasnya dilakukan semacam harus mementingkan dan mengada ngadakan
dana untuk membuat acara tersebut sedangkan
menurut Nahdatul Ulama hal hal
seperti itu adalah wajar dan masih sering dilakukan sebenarnya Muhammadiyah membolehkan tahlih dan tidak ada yang melarangnya akan tetapi tidak di khususkan untuk sesuatu hal.
Sedikit cerita
mengenai Muhammadiyah dilingkungan tempat tinggalku. Sejak
kecil saya tumbuh di lingkungan Nahdatul Ulama, pada masa masa itu aliran
aliran yang seperti itu belum
begitu penting untuk dimengerti sampai pada Awal mula saya mulai mengerti dan
mengenal muhamadiyah karena setiap
bulan suci Ramadhan selalu mendengar santapan rohani dan juga ucapan selamat
menunaikan ibadah puasa dari rector universitas muhamadiyah purwokerto melalui radio diwaktu
menjelang buka puasa dan imsak karena itulah saya menjadi tertarik untuk
melanjutkan studi di universitas
muhamadiyah purwokerto .Awal mula saya mesuk ke universitas muhamadiyah saya
menjadi berfikir apa yang sebenarnya membedakan antara Muhammadiyah dan nahdatul ulama saya pikir keduanya sama saja
ternyata dari mars lagu yang dinyanyikanpun berbeda.
Hal yang sebenarnya kalian
bingungkan seperti saya sekarang adalah. Saya bingung latar belakang keluarga saya itu Muhamadiyah atau bukan
karena dari kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga saya masih sama dengan kebiasan yang dilakukan oleh aliran Nahdatul
Ulama. Akan tetapi banyak juga ajaran atau
kebiasaan yang dihindari oleh keluargaku seperti penggunaan bunga
bunggaan,mengadakan acara sedekahan,tahlilan syukuran
dan yang lainya.
Keluargaku dapat dikatakan
Muhammadiyah karena keluargaku menghindari hal hal yang saya
sebutkan tadi akan tetapi keluargaku juga dapat dikatakan Nahdatul
Ulama karena kedua orang tuaku suka mengikuti
ziarah kubur wali songo dan ayahku juga masih sering mengikuti undangan tetangga dalam
acara syukuran maupun tahlilan.Tidak saya sadari bahwa selama ini saya hidup di lingkungan yang mayoritasnya nahdatul
ulama.Di lingkungan tempat tinggalku terdapat
2 masjid besar yang berbeda yang satu Masjid Nahdatul ulama Bernama masjid
rodotul janah dan yang satunya lagi masjid
Muhammadiyah yang diberi nama masjid al barokah.
Pada saat saya masih kecil
saya suka belajar TPQ di masjid rodotul janah dimana guru ngaji saya murni dari pengurus nahdatul
ulama ,akan tetapi
setiap hari Rabu dan Sabtu saya selalu
mengikuti TPQ di Masjid Al barokah yang kebetulan Bapak saya
salah satu bagian dari takmir masjid tersebut sekaligus guru ngaji dimasjid
al barokah .Ada banyak sekali kegiatan kegitan
di Kemuhamadiyahan di masjid al barokah seperti
pengajian rutinan,maos Al qur’an bersama
,dan kegiatan amal lainya .Mayarakat yang mengikuti ajaran Muhammadiyah biasanya menjalankan puasa
ramadan lebih awal dibandingan dengan pemerintah lain halnya masyarakat yang mengikuti ajaran Nahdatul ulama selalu
melaksanakan puasa ramadan sesuai dengan keputusan
pemerintah .Kebiasaan kebiasaan di bulan ramadan ditempat
tinggal saya pun berbeda misalnya pelaksanaan solat tarawih yang berjumlah sebelas
rokaat unntuk Muhammadiyah dan dua puluh tiga
rokaat untuk nahdatul ulama dan biasanya pada malam terakir solat tarawih
diadakan syukuran makan makan.
Penulis : Nurul Apriyana (mahasiswa Prodi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Purwokerto)