Agama Islam dibagi menjadi beberapa
aliran (organisasi dakwah)
yaitu diantaraanya Muhammadiyah, LDII, Nahdatul Ulama, Syiah,Salamullah, dll. Tetapi di dalam masyarakat umum aliran (organisasi dakwah) yang sangat populer ditelinga
mereka yaitu Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.
Aliran (organisasi dakwah) yang akan saya bahas itu Muhammadiyah. Aliran
(organisasi dakwah) Muhammadiyah ini
sangat tidak asing ditelinga masyarakat secara umum karena aliran (organisasi dakwah ) terbesar di Indonesia. Aliran
(organisasi dakwah) Muhammadiyah ini didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan, pada tanggal 8 Dzhulhijjah 1330 Hijrah, tepatnya
di Yogyakarta.
Alasan terbentuknya kemuhammadiyahan
ini karena K.H Ahmad Dahlan melihat masyarakat muslim waktu itu masih mempunyai klenik (sifat menyembah ke
dukun),dan banyaknya kristenisasi (proses mengkristenkan seseorang) pada penduduk
miskin, dengan kata lain masyarakat muslim pada saat itu belum memiliki pengetahuan yang lebih dan prinsip atau
iman yang teguh. Karena latar belakang itulah K.H Ahmad Dahlan membangun organisasi dakwah Muhammadiyah dengan tujuan
para masyarakat muslim memiliki pemikiran
yang luas ,mempunyai banyak pengetahuan, dan dapat bersikap
atau mengimplementasikan
segala perbuatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena pada dasarnya Muhammadiyah mengabdikan
dirinya untuk Pendidikan dan Sosial. Hal
itu bisa dilihat dengan keadaan
sekarang Organisasi Dakwah Kemuhammadiyahan mendirikan tempat Pendidikan untuk masyarakat, dari TK Muhammadiyah, SD
Muhammadiyah, SMP-SMA Muhammadiyah hinggan perguruan
tinggi Muhammadiyah. Sedangakan di Bidang Sosial kitab isa melihat banyak
sekali Panti Asuhan, Yayasan social
yang didirikan Muhammadiyah. Berarti hamper dikatakan tujuan berdirinya Muhammadiyah sudah terealisasikan.
Setelah membahas kemuhammadiyahan secara
singkat, saya akan masuk ke topik yang utama yaitu
culture shock masuk ke Perguruan
Tinggi Muhammadiyah. Saya merupakan mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, saya tinggal di Desa Tamansari
RT01/RW03, Kec.Karanglewas.
Setiap masyarakat atau orang mempunyai hak untuk memilih apa yang mereka suka, senang. Begitupun
dengan aliran agama yang mereka pilih, dan percaya.
Sayapun begitu walaupun
merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah saya tidak menganut aliran Muhammadiyah
, pada dasarnya yang masuk ke Universitas Muhammadiyah belum tentu menganut aliran Muhammadiyah begitupun mahasiswa
yang masuk ke perguruan Nahdatul Ulama belum tentu alirannya Nahdatul Ulama.
Aliran tersebut muncul dari dalam diri sendiri dan
lingkungan sekitar, begitupun saya. Saya dilahirkan
ditengah-tengah keluarga yang beraliran Nahdatul Ulama, dari orang tua, nenek
kakek, keluarga besar lainnya.
Begitupun lingkungan di Desa saya hampir semua orang beraliran Nahdatul Ulama, orang yang beraliran Muhammadiyah
bisa dihitung, aliran LDII pun begitu sangat sedikit. Dari Aliran
tersebut di Desa saya jelas ada perbedaan. Dari segi manusianya dalam berbusana LDII untuk laki-laki menggunakan celana Panjang yang
cekak, dan untuk perempuannya menggunakan pakaian yang sangat tertutup, sedangkan untuk aliran Muhammadiyah jika saya
melihat dari segi penampilan hampir sama dengan masyarakat yang beraliran
Nahdatul Ulama.
Untuk segi lainnya dari komunikasi menurut saya orang LDII didesa saya lebih tertutup dengan
warga yang lainnya, dan sangat menjaga diri
dengan tidak bersentuhan dengan lawan jenis, sedangan aliran Muhammadiyah dan
Nahdatul Ulama biasa saja saling
akrab satu sama lain dan terbuka. Pembeda
lainnya yang jelas sangat Nampak
itu dari kegiatan
beribadahnya, Muhammadiyah didesa saya biasanya jika tarawih selesai lebih awal,doa yang digunakan
pun ada yang berbeda, dan jika ada orang yang meninggal dikeluarganya menurut yang saya liat hanya didoakan
7 hari saja dan biasanya
orang-orang mengatakan seperti
menguburkan bangkai hanya
dikubur saja tanpa didoakan.
Sedangkan Nahdatul Ulama , jika shalat tarawih bisa dibilang
lama yaitu 23 rakaat dari jam 19.00
hingga kurang lebih jam 20.00 dari doapun
jelas ada yang berbeda
dengan aliran Muhammadiyah, dan jika salah satu keluarga yang beraliran
Nahdatul Ulama meninggal mereka akan
melakukan 7 harian untuk mendoakan orang yang meninggal, setelah itu mereka juga setiap hari kamis mengadakan
Tahilan, setelah itu ada 40 harian 100 harian dan seribu harian yang biasanya didesa saya jika orang yang merasa mampu
1000 harian memotong kambing untuk dimasak
dan dibagikan.
Walaupun saya beraliran Nahdatul Ulama saya tetap menghargai
aliran lainnya, begitupun sekarang
saya masuk di Universitas Muhammadiyah yang jelas memiliki
perbedaan dengan aliran
saya yaitu Nahdatul Ulama.
Awal masuk didalam lingkup Muhammadiyah pasti gelisah, bingung, dan yang jelas masih susah untuk beradaptasi.
Tetapi waktu ke waktu saya merasa sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan tersebut dah bahkan bisa dibilang saya juga mendapat
pengetahuan atau ilmu dari aliran lainnya yaitu Muhammadiyah tetapi
saya juga tidak lupa untuk mengontrol diri saya agar tidak melewati batasnya.
Dimulai dari pemahaman mengenai Muhammadiyah, yang saya ketahui
hanya sebatas sebuah
aliran atau organisasi dakwah, tetapi pada kenyataannya setelah
saya menjadi bagiannya atau masuk kedalam lingkungannyaa faktanya bukan
sebatas organisasi banyak hal lainnya dari kehidupan sosial, Pendidikan yang berbasis Muhammadiyah. Bidang Pendidikan Muhammadiyah yang saya piker hanya sebuah
formalitas saja ternyata
benar ada yaitu Ikatan Pelajar
Muhammadiyah jika di Nahdatul Ulama
merupatakan Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama, selain itu ada Hizbul Wathan
(HW) yang merupakan Gerakan Pemanduan berasaskan islam , bidang Pendidikan yang ada di Muhammadiyah itu membuat saya tertarik untuk mendalami lebih dalam,
selain itu manfaat yang saya dapatpun sangat banyak bukan untuk dunia
saja melainkan akhirat.
Selain Hizbul Wathan ada Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah organiasasi yang bersifat
otonom yang bergerak berdasarkan ajaran Islam didalamnya terkandung dakwah amar ma’ruf
nahi munkar yang berdasar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang dimana
organisasi ini bertujuan medidik pelajar
menjadi pelajar yang berilmu baik, berakhlak terpuji,
serta terampil dan kreativ dalam menerapkan,
menjunjung nilai agama islam di kehidupan sehari hari. Selain bidang pendidikan
IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) dan HW (Hizbul
Wathan) masih banyak
Pendidikan lainnya yang jelas sangat
bermanfaat dan menambah
ilmu dunia dan akhirat.
Kesimpulan yang bisa saya ambil mengenai opini culture shock
masuk ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah
yang berbeda dengan aliran saya yaitu ternyata tidak sesuai dengan pemikiran
atau kata-kata orang yang sangat
berlebihan pada faktanya sangat banyak ilmu manfaat yang saya dapat dari aliran Muhammadiyah ini. Sekolah berbasis
Muhammadiyah sangat berperan
penting bagi Pendidikan di Indonesia untuk mempersiapkan kehidupan dimasa depan yang sadar bahwa semua hal tidak
lepas dari Allah SWT. Dan bahwa hidup didunia tidak hanya memikirkan dunia saja
melainkan dengan akhirat harus
seimbang, hal terseebut bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu menebarkan kebaikan kepada sesame
manusia lainnya.
Muhammadiyah juga memiliki peran yang sangat besar dibidang social dengan mendirikan berbagai macam Yayasan
social diindonesia. Dan setiap aliran satu dan lainnya
pasti memiliki perbedaan satu dengan lainnya
tetapi bukan berarti
aliran salah satunya
menyesatkan. Suku aja berbagai jenis aliran agamapun begitu, jangan pernah
merasa aliran yang dianut sendirinya merasa lebih bagus dan lebih unggul karena
pada dasarnya semua sama hanya berbeda-beda keunggulannya. Menuntut ilmu di tempat yang berbeda dengan aliran kita tidak buruk atau menakutkan, melainkan
memberikan banyak ilmu, pengetahuan, hal baru yang didapat, dan berbagai macam pemikiran yang berbeda dengan
kita.
Penulis : Alfina Nur Layli (mahasiswa Prodi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Purwokerto)