Muhammadiyah adalah organisasi islam yang selain berdakwah, juga bekerja untuk kesejahteraan umat. Oleh karena itu KH.Ahmad
Dahlan meninggalkan amal usaha Muhammadiyah yang kemudian diwariskan kepada generasi berikutnya. Dan cita-cita KH.Ahmad
Dahlan selama ini telah terpenuhi, terbukti dengan terbangunnya banyak AUM diseluruh dunia.
Di Purbalingga terdapat Pendopo KH.Ahmad Dahlan, bangunan tersebut
ditampilkan dalam bentuk denah atap dengan menggunakan desain Piramida Gowang. Ciri tradisional lainnya adalah hiasan
bagian bawah atap berupa papan kayu yang ditekuk di ujungnya. Kemudian daun jendela kayu di sisi barat dan timur serta
pintu dengan desain kupu-kupu. Pendopo kini berada di Kompleks SMA Muhammadiyah Purbalingga, sebelah selatan Alun-alun
Purbalingga. Bangunan tersebut
memiliki nilai sejarah
yang penting dan menjadi saksi bisu pergerakan ormas Islam Muhammadiyah di “Bumi Perwira”.
Sebelum menjadi pusat gerakan Muhammadiyah, gedung ini dimiliki oleh
perseorangan, yaitu saudara Raden Mas Sobai dan Raden Ayu Anjan, mereka sama-sama keturunan Raden Tumenggung
Dipokusumo V, Penguasa VII Purbalingga.
Semula Muhammadiyah Center di Purbalingga adalah komplek Masjid At Taqwa di desa Purbalingga Wetan. Hal ini semakin mendorong
banyak Kader Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
islam di Purbalingga.
Gedung ini menjadi saksi kelulusan para calon guru yang menimba ilmu di
Sekolah Guru Rakyat Muhammadiyah itu.
Karena rencana-rencana pengajaran dan sekolah-sekolah Muhammadiyah sesuai dengan stelsel pengajaran Hindia
Belanda, maka banyak sekolah-sekolah yang mendapat sebsidi dari pemerintah Hindia Belanda saat itu. Oleh karena itu, perkembangan gerakan
Muhammadiyah cukup pesat.
Dalam proses pelunasan gedung tersebut dilakukan hingga beberapa tahap,
meski donatur besar itu telah pindah
domisisli ke Purwokerto. Tidak banyak diketahui asal-usul Abu Dardiri, sejumlah informasi diketahui bahwa ia
merupakan anggota Muhammadiyah dari pensiunan
Pegawai Pabrik Gula di Klampok (Banjarnegara). Ia juga diketahui
memiliki kedekatan dengan Soekarno
yang saat itu masih menjadi aktivis Partai Nasionalis Indonesia (PNI), bahkan
pernah mengundangnya ke Purbalingga
untuk berpidato.
Setelah uang muka dilunasi gedung langsung dimanfaatkan untuk dakwah dan pendidikan Muhammadiyah dengan nama “Balai Muslimin”. Pada perkembangannya, para aktivis Muhammadiyah mendidrikan Pendidikan Guru Agama (PGA) lalu terus
berlanjut setiap dekadenya mendirikan SMP Muhammadiyah, SD,TK, SMA dan
SMK. Namun, dengan setiap kemajuan
dan rencana yang dilaksanakan, dinamika yang berbeda muncul. Selain itu, Muhammadiyah merupakan organaisasi
yang besar yang ada hampir di semua daerah, meskipun
ada organisasi lain yang menguasai sumberdaya manusia. Pengembangan kualitas semberdaya manusia yang berdiaspora dan
siap memasuki berbagai sektor kehidupan yang
secara berkualitas, unggul dan memiliki
daya saing tinggi
yang berbasis pada karakter Muhammadiyah.
Muhammadiyah senantiasa menempatkan diri pada posisi siap dalam berbagai aspek kehidupan
manusia. Seperti pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi,
panti asuhan, panti jompo, rumah
sakit, zakat, bank syariah dan lembaga lainnya yang bekerjasama dengan
program daerah dan nasional.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purbalingga menuturkan, hingga kini
Muhammadiyah di Kabupaten Purbalingga
telah berkembang lebih baik terutama dalam pengembangan amal usaha yang dikelolanya. Di bidang
pendidikan Muhammadiyah telah memiliki 3 SMA, 3 SMK, 7 SMP, 11 Mts , 2 SD Muhammadiyah, 70 MIM, 118 Bustanul Atfal dan
10 PAUD. Selain itu Muhammadiyah juga
memiliki 1 pondok pesantren, 1 Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah di Bobotsari, 1 Klinik Pratama,
1 Embrio klinik
dan 5 Panti Asuhan.
Dinamika kondisi Muhammadiyah yang saya fokuskan
yaitu terjadi di Purbalingga, untuk keadaan warga Muhammadiyah sendiri,
cukup efektif karena kegiatan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah dan Nasyiatul ‘ Aisyiyah berjalan dengan baik,
meskipun audience kegiatan tersebut belum
bisa diakatakan ideal.
Pada saat yang sama, tidak hanya Muhammadiyah, tetapi juga ada ormas
yang lain yang juga memiliki tujuan
yang sama tetapi berbeda cara dan gerakan. Setiap ormas tetangga melakukan kegiatan, ormasnya pasti memiiki
pengalaman khusus, sehingga disini terlihat solidaritas yang besar dari mereka,
meskipun hanya dilingkup desa saja.
Pada 5 Desember 2022, Muhammadiyah Purbalingga Menghimpun Dana Rp 117
Juta untuk korban Bencana Alam di
Indonesia, penghimpunan dana ini dalam rangka Indonesia Siaga. Bayu Kisnandi, relawan penggalangan donasi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berharap, dengan
dana yang terkumpul bisa membantu korban bencana alam, salah satunya di Cianjur bersama dengan relawan
Muhammadiyah. Apabila di dalam
Muhammadiyah tidak ada amal usaha,
bisa jadi organisasi Muhammadiyah tidak ada gunanya atau hanya wacana belaka saja. Karena pada dasarnya amal usaha Muhammadiyah
sangat banyak memberikan kekuatan yang
sangat nyata bagi gerakan islam ini. Melalui amal usaha ini, Muhammadiyah
menjadi mandiri sehingga tidak bergantungan pada pihak
lain, islam dan dakwah saja tidak cukup jika berhenti hanya diteori saja ataupun lisan
, tetapi harus berbentuk tindakan
atau perbuatan demi kemajuan
umat islam, bangsa
dan seluruh masyarakat yang ada di lingkungan sekitar.
Penulis : Tri Utami (mahasiswa
Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purwokerto)