Indonesia menjadi negara dengan mayoritas penduduk
beragama Islam terbanyak di dunia. Bahkan, Indonesia memiliki banyak organisasi
Islam yang tentunya dilandasi oleh Al-Quran dan As-Sunnah, salah satunya adalah
Muhammadiyah. Gerakan Muhammadiyah hingga saat ini kian berkembang di Indonesia.
Walaupun tidak semua masyarakat Indonesia bergabung dengan gerakan ini, namun
sebagai warga negara yang baik diharapkan dapat mengetahui asal-usul dan
dinamika dari salah satu organisasi Islam ini, terutama untuk para pelajar baik
dari tingkat taman kanak-kanak hingga universitas.
Organisasi Islam Muhammadiyah berdiri dengan dilandasi
oleh usaha dari K.H. Ahmad Dahlan, yang mana merupakan pendiri Muhammadiyah.
Beliau memiliki keinginan untuk memurnikan ajaran Islam dari hal-hal berbau
mistik, menjadikan Muhammadiyah sebagai alat perjuangan dan dakwah untuk menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, serta lebih menekankan dengan apa yang diajarkan dan dikerjakan oleh
Nabi Muhammad SAW. Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan opini naratif
sekaligus memberikan pandangan mengenai Gerakan Muhammadiyah yang berkembang di
Indonesia, terutama di Kecamatan Ajibarang, hingga faktor-faktor yang
mempengaruhi berdirinya organisasi ini.
Berdasarkan sumber dari
pekalonganmu.com, secara etimologis, Muhammadiyah memiliki arti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad. Sedangkan secara
terminologi,
gerakan Islam ini berarti Gerakan yang menjunjung tinggi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid dengan mengggunakan Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai sumber utamanya. Adapun pandangan Muhammadiyah menurut Mustafa
Kamal Pasha (1976: 27). Beliau mengartikan arti Muhammadiyah dari segi bahasa dan segi istilah. Dari segi bahasa,
Muhammadiyah diartikan sebagai “Ummat Nabi Muhammad” atau “Pengikut Nabi Muhammad.”
Sedangkan dari segi
istilah, Muhammadiyah berarti semua orang yang beragama
Islam dan meyakini nabi Muhammad adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
Organisasi Muhammadiyah berdiri pada
8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912. Dengan begitu, hingga saat ini Muhammadiyah
telah berusia 110 tahun. Kyai Haji Ahmad Dahlan memberikan nama gerakannya
dengan istilah Muhammadiyah dengan maksud dan tujuan tertentu. Beliau juga
berharap bahwa organisasi ini dapat mencerminkan secara singkat dan padat
mengenai hakikat dan bentuk gerakan yang sesungguhnya (Gusfira, 2017). Dikutip
dari Kompas.com, tujuan didirikannya gerakan ini adalah untuk menyongsong umat
Islam agar memahami dan menerapkan prinsip Islam yang sebenar-benarnya, serta
menjalaninya dengan baik tanpa dipengaruhi oleh budaya atau tradisi lain yang
bertentangan.
Secara garis besar, ada dua faktor
utama yang menyebabkan Muhammadiyah didirikan, yaitu faktor subyektif dan
obyektif. Yang pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur’an dalam
menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif di mana dapat
dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal, ketidakmurnian amalan Islam diakibatkan karena tidak dijadikannya Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai satu-satunya
rujukan oleh Sebagian besar umat Islam Indonesia. Faktor internal juga faktor
berasal dari dalam diri umat Islam
sendiri yang tercermin dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem
pendidikan Islam. Pendidikan Islam disini dimaksudkan untuk membimbing
para muslimin agar dapat menjaga diri masing-masing baik dari segi jasmani dan
rohani, dan tentu saja disesuaikan dengan landasan agama Islam agar terbentuk
kepribadian yang sholeh/sholehah. Di sisi lain,
Muhammadiyah juga memiliki faktor eksternal, yaitu disebabkan
oleh politik penjajahan kolonial Belanda.
Faktor tersebut tampak dari system
pendidikan kolonial mereka, serta
usaha penjajahan Belanda ke arah westernisasi
dan kristenisasi. Muhammadiyah memang
menjadi salah satu organisasi Islam modern terbesar di dunia. namun
karakteristik keislamannya tidak boleh hilang begitu saja karena pengaruh dari
luar.
Kecamatan Ajibarang terletak di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Ajibarang menjadi salah satu wilayah dengan jumlah anggota organisasi atau kader Muhammadiyah yang cukup banyak. Perkembangan yang signifikan ini disebabkan karena mayoritas masyarakat di daerah tersebut cenderung mengikuti ajaran Muhammadiyah dari pada Nahdatul Ulama (NU). Berikut adalah organisasi, instansi, dan ruang umum yang berkembang di Kecamatan Ajibarang di bawah naungan Muhammadiyah berdasarkan hasil Analisa dari Google Map:
- MI Muhammadiyah Ajibarang Kulon, terletak di Jl. Pandansari No. 881 Ajibarang Kulon, Kec. Ajibarang.
- Panti Asuhan Muhammadiyah, terletak di Jl. PKU No.7, Kauman, Ajibarang Wetan.
- Pondok Pesantren Modern Al-Mumtazah Muhammadiyah Ajibarang, terletak di Karangkemiri, Banjarsari, Kec. Ajibarang.
- Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Ajibarang, terletak di JL. Prajurit Ambyah, No. 15 RT. 2 RW. 3, Panjasan, Ajibarang Kulon.
- Tempat ibadah Mushola Muhammadiyah, terletak di Jl. Pandansari, Kutawera, Pandansari, Kec. Ajibarang.
- SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang, terletak di Jl. Pandansari No.875, Kec. Ajibarang.
- SMP Muhammadiyah 1 Ajibarang, terletak di Desa Pejalakan, Ajibarang Kulon, Kec. Ajibarang.
- Lazizmu Ajjibarang, terletak di Jl. Pungkuran, RT.1/RW.7, Pejalakan, Ajibarang Kulon, Kec. Ajibarang. Dikutip dari artikel Lazizmu, Lazizmu merupakan lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya.
- TPQ Al-Iktikaf Tambakan/Kantor Lazismu Tambakan, terletak di Desa Tambakan, Ajibarang Kulon, Kec. Ajibarang.
Berdasarkan hasil data di atas, dapat disimpulkan
bahwa perkembangan gerakan Muhammadiyah seperti organisasi, instansi, dan ruang
umum di Kecamatan Ajibarang terlihat begitu signifikan. Kegiatan lain seperti
Tapak Suci Muhammadiyah juga aktif dilakukan oleh oknum
pelajar dan masyarakat umum yang tinggal di kecamatan Ajibarang. Sebagai pengikut Nahdatul Ulama, menurut saya
organisasi Muhammadiyah sama-sama memiliki sifat yang sangat dinamis dalam
mengembangkan instansi dan kegiatan organisasi di lingkup masyarakat. Diharapkan
bahwa kedepannya tidak ada lagi oknum yang memandang Muhammadiyah dengan
pandangan yang negatif.
Penulis : Kemala Diah Tri Hayati (mahasiswa
Prodi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto)