Muhammadiyah adalah salah satu gerakan
organisasi islam terbesar di Indonesia. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang
kyai yang dikenal alim, cerdas dan berjiwa pembaru yakni K.H Ahmad Dahlan.
Sebagai organisasi Islam, modern, Muhammadiyah masih mendukung budaya lokal dan
toleransi beragama. Meskipun para pemimpin dan anggota Muhammadiyah sering
terlibat aktif dalam politik di Indonesia, tetapi Muhammadiyah bukanlah sebuah
partai politik. Muhammadiyah lebih mengabdikan dirinya untuk kegiatan sosial
dan pendidikan. Saat ini, organisasi Muhammadiyah berkembang pesat sampai
mancanegara.
Muhammadiyah menurut Drs. H. Daliman, M.Pd
merupakan suatu organisasi Islam yang bergerak di bidang dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang berorientasi
secara rasional. Organisasi Muhammadiyah sudah berdiri sejak tahun 18 November
1912 di kota Kauman Yogyakarta. Muhammadiyah banyak memiliki amal usaha
diantaranya di bidang Pendidikan. Drs. H. Daliman, M.Pd. menempuh Pendidikannya
di perguruan tinggi di Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah selesai
Pendidikan disana, beliau kembali ke Banyumas, lalu menjadi aktivis
Muhammadiyah. Dan sejak saat itu perjalanan beliau di organisasi Islam
Muhammadiyah pun dimulai.
Drs. H. Daliman, M.Pd memulai perjalanan di
organisasi islam Muhammadiyah sejak tahun 1975, mulai dari mengikuti Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) lalu pada kisaran tahun tersebut beliau juga menjabat
sebagai pembimbing Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Di kisaran tahun tersebut,
kendala yang dihadapi adalah komunikasi, karena belum adanya teknologi seperti
saat ini. Setelah studinya selesai di perguruan tinggi, beliau menjabat sebagai
sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas.
Beliau ditunjuk untuk menjadi ketua, karena
ketua sebelumnya terjun di bidang politik tepatnya di Partai Amanat Nasional
(PAN). Setelah ditunjuk sebagai ketua, beliau akhirnya ditetapkan sebagai ketua
PDM Banyumas mulai hari itu. Beliau memulai karirnya sebagai PNS, dan beliau
juga menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang
sebelumnya bernama IKIP Muhammadiyah Purwokerto, yang tadinya hanya memiliki
satu jurusan, sekarang Universitas Muhammadiyah Purwokerto memiliki banyak jurusan.
Pada saat itu beliau menjadi dosen tidak tetap
yang mengajar di FKIP, FAI, dan FEB. Beliau mengajar tidak untuk mencari materi
saja, melainkan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan yang beliau punya sehingga
bermanfaat untuk orang banyak. Seiring bertambahnya usia, beliau sekarang tidak
lagi mengajar diberbagai fakultas melainkan hanya di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) mengajar sebanyak 4 SKS dan juga mengajar para guru D1 Kemuhammadiyahan.
Berkat kegigihan dan ketekunan beliau meskipun sudah menua beliau masih menjadi
pengajar sampai saat.
Dari pengalaman beliau, kami mendapat wawasan
tentang kemuhammadiyahan yang nantinya dapat memberikan manfaat bagi generasi
muda. Dan melalui pengalaman beliau pula, kami termotivasi untuk melanjutkan
perjuangan beliau dalam meneruskan dakwah Muhammadiyah sehingga timbul
pembaharuan dakwah islam yang dapat memajukan akhlak dan moral generasi
sekarang.
Penulis : Novi Sofwatunnisa, Mar’atun
Sururiyah, Alfiatun khikmah, Icha Fitri Nur Aeni, Naelin Dinda DB. (mahasiswa
Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purwokerto)