Pada tanggal 11 Mei 2023 kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu
klenteng yang terletak di Purwokerto. Klenteng tersebut bernama "Hok Tek
Bio". Ketika kami tiba di klenteng, kami disambut oleh aroma dupa dan
lilin yang harum. Suasana yang tenang dan membawa kedamaian. Lalu, kami meminta
izin kepada orang-orang yang berada di klenteng untuk mewawancarai pengurus di
klenteng tersebut. Akan tetapi, penjaga setempat mengatakan bahwasanya orang
yang bisa diwawancarai sedang di pasar. Alhasil, kami menunggu kurang lebih
satu jam. Penjaga tersebut memberikan tawaran kepada kami untuk memesan minum.
Pada awalnya kami menolak karna takut merepotkan, akan tetapi oleh penjaga tersebut
tetap dibelikan minuman.
Sembari menunggu orang yang diwawancarai kembali dari pasar, kami
memperhatikan arsitektur klenteng yang indah dengan patung-patung dewa yang
ditempatkan di sekitar area tersebut. Ada banyak pengunjung dari berbagai usia
dan budaya yang tengah berdoa. Kami dipandu oleh seorang sekretaris pengurus
klenteng yang bernama Ibu Maryati, beliau sangat ramah dan sabar, beliau
menjelaskan sejarah dan beberapa aturan yang harus diikuti dalam klenteng
tersebut. Kami merasa sangat terkesan dengan penjelasannya karena kami bisa
memahami lebih dalam tentang kepercayaan masyarakat setempat. Kamipun
bertanya-tanya tentang bagaimana cara beribadah di agama konghucu, apa saja
hari besarnya, di waktu kapan saja penganut agama ini dapat melangsungkan ibadah,
dan pertanyaan lainnya.
Untuk mengenai cara beribadah yaitu adalah ketika seseorang yang akan
melaksanakan ibadah mula-mula yaitu masuk dari pintu depan ketika masuk akan
disambut oleh mimbar di dekat pintu masuk, untuk beribadah badan menghadap ke
depan menghadap ke pintu masuk/ menghadap ke luar, kepala bisa ditengadahkan ke
atas ketika doa dilaksanakan, doa dilaksanakan dengan membakar dupa wangi untuk
mengiringi proses doa. Tuan rumah bagi klenteng ini dipilih Hok Tek Tjeng Sin,
dewa yang bertugas menjaga bumi dalam kepercayaan Konghucu. Pada dasarnya
setiap klenteng memiliki tuan rumah yang berbeda terserah mereka mau ambil
siapa, atau juga sesuai keadaan lingkungan mereka hidup.
Klenteng Hok Tek Bio ini ada 23 dewa dewi. Setiap klenteng memiliki tuan
rumah yang berbeda terserah akan menjadikan dewa siapa yang menjadi tuan rumah.
Biasanya ditentukan dengan melihat lingkungan hidup dan yang akan digunakan
sebagai tempat doa juga sama misal di daerah tempat asal klenteng Hok Tek Bio
adalah di daratan dengan mata pencaharian kebanyakan berdagang maka yang
diambil adalah dewa yang membantu atau ada sejarah penting dari dewa Hok Tek
Tjeng Sin sebagai dewa yang menjaga bumi. Contoh yang lain pada masyarakat yang
hidup di pesisir pantai maka dewa nya adalah dewa laut yaitu Tian Shang Sheng
Mu terutama berkembang pada wilayah pesisir pantai dimana penduduknya
bergantung dengan aktivitas kelautan.
Untuk soal beribadah pun sama mereka bebas memilih dewa dewi untuk
berdoa sebagai apresiasi bukan untuk menujukan doa mereka, mereka tetap berdoa
kepada Tuhan dan dewa dewi itu hanya untuk contoh/teladan bagi umat agama
Khonghucu Untuk hari besarnya di agama
khonghucu ini yaitu ada Tahun Baru
Imlek, hari wafatnya Khonghucu (tanggal 18 bulan 2 Imlek), Ceng Beng dan hari
lahirnya Khonghucu (tanggal 27 bulan 2 Imlek). Setiap hari besar khonghucu
datang atau peringatan-peringatan bagi dewa dewi maka akan ada dilaksanakan
kegiatan-kegiatan untuk memperingati hari tersebut. Ketika melangsungkan ibadah
di klenteng Hok Tek Bio ini tidak ada waktu yang pasti, ketika ada orang yang
akan melakukan ibadah atau sembahyang maka akan dipersilahkan, karena tidak ada
ketentuan waktu yang ditentukan.
Seperti yang kita tahu, klentheng sangat identik dengan warnanya yang
merah dan juga emas. Sesuai informasi yang kita peroleh dari kunjungan
tersebut, warna merah menggambarkan keberanian dan juga dianggap dapat mengusir
atau mencegah hawa jahat. Sedangkan warna emas menggambarkan keagungan.
Setelah kunjungan tersebut, kami semakin sadar bahwa toleransi itu
sangat penting. Menghormati kepercayaan satu sama lain juga akan menimbulkan
kedamaian. Semua agama itu indah, jangan sampai kita saling mendiskriminasi
karena merasa orang lain tidak satu pendapat dengan kita. Kita tinggal di
lingkungan yang memiliki perbedaan, maka dari itu jika ingin membentuk
lingkungan yang sehat dan damai, maka belajarlah untuk saling menghormati jika
kita ingin di hormati. Toleransi mengajarkan kita untuk menghormati perbedaan
dan bekerja sama dalam harmoni. Dengan adanya toleransi, kita dapat hidup
bersama secara damai dan saling membantu. Hal ini juga akan mengurangi konflik
dan kekerasan yang terjadi karena perbedaan agama. Seperti halnya, pada
klenteng ini melakukan kegiatan seperti membagikan bansos ke warga sekitar
klenteng dan juga pada saat puasa kemarin, mereka memberikan takjil kepada
orang yang berpuasa.
Kita harus menghargai hak asasi manusia, termasuk hak untuk beragama dan
percaya pada Tuhan dengan cara yang kita pilih. Oleh karena itu, sebuah negara
dan komunitas harus menciptakan lingkungan yang penuh toleransi untuk
memastikan bahwa semua orang merasa aman dan dihormati dalam praktik agama
mereka.
Mungkin sampai disini saja hasil dari observasi kami terhadap Klenteng
Hok Tek Bio yang terletak di Jalan Pemotongan Nomor 3, kawasan Pasar Wage,
Purwokerto Timur. Disini akan kami sertakan bukti dari wawancara kami dengan
Narasumber Ibu Maryati sebagai tata usaha di klenteng tersebut.
Penulis : Syifa Khaila Primaningdyah, Nazilatul Fitri, Niken Aulia
Azzahra, Saskia Dwi Alya, Talitha Widya Sagita (mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi
Syariah Universitas Muhammadiyah Purwokerto).