Muhammadiyah merupakan gerakan Islam berdasar pada Dakwah Amar Makruf
Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah.
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama
organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912,
Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual,
duniawi.
Sebagai salah satu Anggota Muhhamadiyah saya tidak terlalu menggap bahwa
Muhhamadiyah adalah salah satu golongan ismal yang ada, melainkan banyak agama
islam yang berbeda" seperti apa yang ada di lingkungan saya sendiri. Lebih
dari 3 golongan islam yang berbeda selain Muhhamadiyah, seperti Nahdatul Ulama,
LDII dan lain lainnya.
Dalam apa yang saya jalani ketika beribadah dengan mempelajari banyak
ilmu islam lewat Muhhamadiyah itu tergolong mudah dan simple, mungkin karena
sejak lahir keluarga besar dan orangtua saya sebagian besar adalah
Muhhamadiyah, itu merupakan sebuah pengajaran atau bagaimana pelajaran islam
yang saya dapat semenjak sayang lahir. Begitupun dengan teman teman saya,
mereka lebih banyak menjadi Anggota Muhhamadiyan. Namun di desa tempat saya
tinggal, mayoritasnya adalah anggota dari Nahdatul Ulama, dari situ saya
mengerti bahwa walaupun kita mempunyai agama yang sama tetapi memiliki cara
atau ajaran yang berbeda.
Seperti Anggota Nahdatul Ulama mereka akan melaksanakan ibadah puasa
satu atau dua hari setelah Muhhamadiyah melakukan ibadah puasa, tidak hanya
itu, bagaimana anggota Nahdatul Ulama ketika mereka melakukan ibadah Tarawih
juga sangat berbeda dengan apa yang saya lakukan sebagai Anggota Muhhamadiyah.
NU melakukannya dengan banyak rakaat, seperti 23 rakaat, sedangkan saya sebagai
anggota Muhhamadiyah melakukan shalat Tarawih hanya 11 rakaat. Namun hal itu
tidak menjadi penghalang bagi kami yang memang saling menghargai kepercayaan
masing masing.
Di lingkungan saya tidak pernah mengalami kesenjangan akibat organisasi
yang berbeda, baik anggota Muhhamadiyah dan anggota lainnya seperti NU dan
LDII, mereka mempunyai cara beribadah yang berbeda tetapi dengan tujuan yang
sama. Dalam menentukan bulan Ramadhan atau 1 Syawal biasanya Muhhamadiyah
menggunakan metode hisab, sedangan NU menggunakan metode Rukyatul Hilal. Hal
itu nampak berbda namun bagi kami, semuanya tetap sama karena tujuannya adalah
beribadah.
Perbedaan lainnya antara organisasi Muhhamadiyah, NU dan LDII di lingkungan saya adalah bagaimana cara mereka mengaji. Organisasi Muhhamadiyah di lingkunhan saya termasuk jarang mengadakan pengajian rutin, sedangkan NU selalu mempunyai pengajian rutin atau sholawat sholawat yang di senandungkan setiap malam jum'at dengan mengundang sekelompok penganyi Hadroh yang akan menyayikan sholawat, namun yang membuat tidak nyamam bagi kami yang tidak mengikutinya adalah bagaimana cara mereka mengaji.
Pengajian ini dilakukannya dengan bernyanyi dan memainkan hadroh,
setelah itu mereka akan menggunakan microfone dengan keras layaknya sebuah
acara besar dengan waktu yang cukup lama dan mengganggu, karena memakan waktu
hingga tengah malam, bagi kami yang tidak melalukannya merasa terganggu pada
jam istirahat yang seharus untuk tidur. Sedangkan LDII selalu melaksakan
pengajian pada Mushola" yang memang diperuntukan atau khusus untuk mereka
yang menjadi Anggota LDII, dalam waktu satu minggu anggota LDII akan melakukan
pengajian sebangak hampir 3 kali dari waktu maghrib hingga sehabis isya.
Selain bagaimana perbedaam organisasi yang ada di desa saya, ada salah
satu organisasi yang membuat saya tidak paham dan kurang tau tujuannya apa.
Organisasi ini adalah LDII, teman SMA saya mejadi salah satu anggota dari LDII
dia bercerita bahwa bagaimama dia akan menikahan. LDII mempunyai kepercayaan
bahwa ketika menikah, calon mempelai pria atau wanita harus sama sama menjadi
anggota LDII atau harus salah satu anggota tetap LDII tidak tau apa tujuan
pastinya namun menurut saya itu terdengar asing dan aneh, karena bagi saya
ketika kita mempunyai agama yang sama dan tujuan ibadah yang baik kita tidak
perlu membeda bedakan orang lain baik bagaimana organinasi mereka dan bagaimana
mereka beribadahn karena di mata Allah semua makhluknya adalah sama.
Penulis : Rikhanaya Zahrya Putri (mahasiswa Prodi
Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto)