Menjadi anggota Muhammadiyah telah membentuk hidup saya dalam
banyak hal, terutama melalui keterlibatan saya dalam mengajar di SMA
Muhammadiyah di Purwokerto. Namun, perjalanan saya di Muhammadiyah jauh
melampaui dinding kelas. Semuanya berawal pada tahun 1985 ketika saya bergabung
dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) cabang IPS. Sedikit yang saya tahu
bahwa langkah ini akan menjadi katalis untuk komitmen seumur hidup pada
organisasi.
Dari tahun 1986 sampai 1989, saya mendapat kehormatan untuk
menjabat sebagai Pemimpin Cabang IMM di Banyumas. Peran ini memungkinkan saya
untuk secara aktif terlibat dengan sesama anggota dan berkontribusi pada
pertumbuhan dan perkembangan organisasi. Pengalaman yang saya peroleh selama
periode ini meletakkan dasar yang kuat untuk keterlibatan saya di masa depan di
Muhammadiyah.
Pada tahun 1989, saya mengikuti Musyawarah Makassar (Muktamar),
sebuah peristiwa penting yang mempertemukan anggota Muhammadiyah dari seluruh
negeri. Silaturahmi ini menjadi ajang untuk berdiskusi dan bermusyawarah
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan dan aspirasi organisasi.
Mukhtamar memberi saya wawasan berharga tentang visi Muhammadiyah yang lebih
luas dan menginspirasi saya untuk melanjutkan perjalanan pengabdian saya.
Pada tahun 1992, saya mendapat kehormatan mengikuti Muktamar
Muhammadiyah di Purwokerto (Mukhtamar IMM Purwokerto). Acara ini tidak hanya
menegaskan kembali dedikasi saya kepada Muhammadiyah tetapi juga memungkinkan
saya untuk terlibat dengan orang-orang yang berpikiran sama dan bertukar
pikiran tentang bagaimana kami dapat berkontribusi untuk perbaikan komunitas
kami.
Komitmen saya untuk Muhammadiyah melampaui tahun-tahun mahasiswa
karena saya aktif terlibat dalam sayap pemuda organisasi. Sebagai anggota
Pengurus Pemuda Muhammadiyah, saya fokus untuk membina para pemimpin muda di
komunitas kami. Melalui berbagai program dan inisiatif pelatihan, kami
bertujuan untuk memberdayakan kaum muda dengan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Seiring berjalannya hidup dan saya memulai keluarga saya sendiri,
saya melanjutkan keterlibatan saya dengan Muhammadiyah dengan menjabat sebagai
Bendahara Panitia Cabang Muhammadiyah (PCM). Posisi ini memungkinkan saya untuk
berkontribusi pada pengelolaan keuangan komite, memastikan transparansi dan
akuntabilitas dalam operasi kami.
Pada Agustus 2023, saya mendapat kehormatan untuk menjabat sebagai
Ketua Panitia Musyawarah Cabang (Musycab) Kembaran. Tanggung jawab ini termasuk
mengkoordinasikan dan mengawasi kelancaran pelaksanaan acara, yang bertujuan
untuk mengumpulkan anggota Muhammadiyah dari kecamatan Kembaran Purwokerto.
Muhammadiyah sebagai organisasi berusaha mewujudkan masyarakat
Islam yang otentik melalui dedikasi dan perjuangannya yang tiada henti.
Meskipun tujuan Muhammadiyah bukanlah untuk mendirikan negara Islam, namun
fokusnya terletak pada pembentukan komunitas Muslim yang taat. Dengan menumbuh kembangkan
keimanan yang kuat, mengedepankan nilai-nilai keislaman, dan aktif terlibat
dengan masyarakat, Muhammadiyah berupaya memberikan kontribusi bagi kemajuan
umat Islam secara luas.
Pengurus Daerah Kembaran (PCM Kembaran) merupakan bagian integral
dari Muhammadiyah yang meliputi kecamatan Kembaran Purwokerto. Dengan enam
cabangnya, PCM Kembaran bekerja tanpa lelah untuk menjawab kebutuhan masyarakat
setempat, menyediakan layanan pendidikan, sosial, dan keagamaan untuk melayani
populasi yang beragam.
Pendekatan Muhammadiyah untuk mengatasi perbedaan masyarakat
berakar pada prinsip "sami'na wa atha'na" – mendengarkan dan
mematuhi pusat.
Penulis : Dhiva Alfath Al Dhani, Andhika Reyfadillah Septiana, Ibnu
Hudzaifah Hanief, Muhammad Husain Nur Faiz Assyifa (mahasiswa Prodi Sastra Inggris
Universitas Muhammadiyah Purwokerto)