Muhammadiyah
adalah organisasi yang masih hidup yang berkembang sesuai dengan kebutuhan
anggota, dengan tujuan menjaga ajaran Muhammadiyah di berbagai wilayah
Indonesia. Muhammadiyah didirikan pada tahun 1960 dan diperluas sebagai cabang
Islam dari negara bagian Banyumas pada tahun 1965.
Keyakinan agama
mempengaruhi sikap dan perilaku individu dan kelompok. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memposisikan pemahaman agama demi memajukan individu dan
organisasi. Pandangan adalah cerminan dari pikiran atau proses berpikir dengan
merekonstruksi pengetahuan menjadi pemahaman. Pandangan yang diartikan sebagai
pengetahuan-pengetahuan kebenaran, berarti pemahaman yang menyeluruh tentang
agama yang diyakini sebagai hal yang benar. Pemahaman ini kemudian menjadi cara
pandang dan arah untuk bersikap, berbicara, dan bertindak.
Jika suatu alam
dianggap sebagai sesuatu yang indah, bersih dan segar, maka pandangan kita akan
tercermin dalam tindakan kita. Jika kita memandang alam seperti ini, tentunya
sikap kita adalah menjaga kebersihannya, menjaga alam, bukan merusak dan
mencemarinya. Namun di sisi lain, jika kita acuh tak acuh terhadap alam, maka
sikap kita juga akan mencerminkan tindakan yang mengarah pada perusakan alam.
Begitu pula dengan pandangan agama.
Islam merupakan
agama yang sempurna yang memiliki penganut terbanyak yang tersebar di seluruh
dunia salah satunya di Indonesia. Penggunaan kalender hijriyah sudah digunakan
oleh masyarakat arab sebelum datangnya Islam, namun belum ada penjelasan
mengenai penetapan perhitungan tahun. Umat Islam perlu menentukan penentuan
waktu ibadah tahunan seperti puasa, idul fitri, dan idul adha yang dilaksanakan
serentak pada bulan tertentu. Oleh karena itu, terdapat perbedaan pendapat
dalam penentuan awal bulan hijriyah yang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam hal peribadatan. Di Indonesia sendiri memiliki
2 organisasi masyarakat (ormas) keagamaan yaitu Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah
yang banyak pengikutnya.
Bulan adalah
satelit alami bumi. Saat satelit mengorbit bumi, penampakan bulan berubah
seiring waktu. Dari tembus pandang total muncul bulan sabit tipis, yang
kemudian tampak mengembang, berlanjut dalam lingkaran penuh atau lengkap,
menyusut lagi membentuk bulan sabit, dan menyusut hingga tidak terlihat lagi.
Hilal merupakan
penentu waktu bagi manusia dengan bentuk bulan sabit muda yang paling awal jika
terlihat artinya masuk bulan baru, dan jika tidak tampak maka menandakan bahwa
saat itu masih termasuk kedalam bulan sebelumnya. Penentuan hilal pada
Muhammadiyah yaitu menggunakan Hisab Hakiki. Hisab Hakiki merupakan metode
penentuan awal bulan yang dilakukan dengan menghitung factual (sesungguhnya) sesuai
dengan perjalanan bulan tersebut. Hisab Hakiki ini memiliki 2 metode yaitu
Hisab Hakiki Imkan Rukyat dan Hisab Hakiki Wujudul Hilal.
Perubahan
penampakan bulan ini mengacu pada kalender lunar. Munculnya hilali atau bulan
sabit tertipis merupakan pertanda datangnya bulan baru. Dalam praktiknya,
penyimpangan sering terjadi pada awal bulan, terutama pada bulan Ramadan,
Syawal, dan Zulhijah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kriteria teknis
penerapan metode tersebut. Berikut adalah tiga metode untuk menentukan awal
bulan.
Rukyat adalah
kegiatan mengamati penampakan hilal saat matahari terbenam pada tanggal 29
bulan tersebut. Dengan kata lain, Rukyas dilakukan hanya ketika konjungsi
matahari-bulan telah terjadi dan saat matahari terbenam bulan baru berada di
atas cakrawala dan terlihat. Jika bulan sabit tidak terlihat hari itu karena
kondisi cuaca atau bulan sabit belum terlihat, bulan sabit akan berakhir
setelah 30 hari. Cara ini biasanya dilakukan menjelang hari-hari penting Islam
seperti awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah.
Imkan Rukyat
merupakan bagian dari metode perhitungan hakiki, yaitu perhitungan astronomis
posisi bulan pada konjungsi sore (ijtimak). Dalam metode ini, kalender yang
didasarkan pada siklus bulan dikatakan memulai hitungan baru ketika, pada sore
hari tanggal 29 bulan itu, saat matahari terbenam, bulan berada pada ketinggian
di atas cakrawala sehingga terlihat.
Sama seperti Imkan
Rukyas, metode kelahiran Hilal juga merupakan bagian dari perhitungan vital.
Bedanya, kelahiran hilal lebih memberikan kepastian daripada perhitungan Imkan Rukyat.
Jika bulan sudah berada di atas ufuk saat matahari terbenam, berapapun
tingginya (walaupun hanya 0,1 derajat), keesokan harinya adalah hari pertama
bulan baru. Menurut metode ini, bulan lunar baru dimulai ketika, saat matahari
terbenam pada tanggal 29, tiga syarat berikut terpenuhi secara kumulatif, yaitu
1) Ijtima telah terjadi; 2) Ijtima terjadi sebelum matahari terbenam; dan 3)
saat matahari terbenam bulan (piringan atas) masih berada di atas ufuk.
Menempatkan bulan di atas cakrawala saat matahari terbenam sebagai kriteria
awal bulan baru adalah abstraksi aturan visual dan bulan purnama 30 hari saat
tidak ada bulan baru yang terlihat.
Ketiga kriteria
ini penggunaannya adalah secara kumulatif, dalam arti ketiganya harus terpenuhi
sekaligus. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka bulan baru belum mulai.
Atau pemahaman
mudahnya, “Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya
matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat
berapapun sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam.”
Penulis : Salsabila
Nur Hanita (mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Purwokerto)