Seperti yang
kita semua telah ketahui islam itu ada yang islam Muhammadiyah dan ada yang NU
alias Nahdatul Ulama. Lantas apa yang membedakan dari keduannya? Apakah
Muhammadiyah dan NU itu sebuah aliran? Apakah keislamannya berbeda? dan
mengapa? Pertanyaan pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang kerap kali
muncul di kalangan masyarakat.
Perbedaan dari
Muhammadiyah dan NU itu banyak, tetapi persamannya lebih banyak lagi. Secara
umum, sebenarnya Muhammadiyah dan NU bukanlah sebuah aliran, melainkan organisasi.
Awal berdirinya NU adalah berkumpulnya umat Islam (cendekiawan) di Jombang di
bawah pimpinan Mbah Hasyim yang bersimpati dengan keadaan Indonesia saat itu.
Sebaliknya, Muhammadiyah adalah cabang dari Islam yang didakwahkan oleh
Muhammad Darwis, atau yang kita kenal sekarang Mbah Dahlan, yang memiliki
kepedulian terhadap Islam, pendidikan, dan kesehatan.
Nadhatul ulama
dan Muhammadiyah itu adalah organisasi masyarakat. Jadi tidak relevan dan tidak
beralasan jika disebut islam NU Atau Islam Muhammadiyah,seolah keduanya aliran
dan bertentangan. Keduanya memiliki fokus yang berbeda di Indonesia dan
bersifat saling melengkapi
Saat ini, banyak
perbedaan antara tafsir fiqih NU dan Muhammadiyah. Khususnya perbedaan qunut,
rekaat saat shalat tarawih, penerapan yasinan, konsep ziarah, dan hal-hal lain
yang tidak banyak berubah sejak dulu. Mungkin banyak orang yang capek dan Lelah
termasuk saya, menghadapi perdebatan tentang perbedaan- perbedaan tersebut yang
tidak ada habisnya.
Perbedaan-
perbedaan yang terjadi itu juga di sebabkan oleh banyak faktor, yang sepertinya
banyak banget yang belum tau soal ini. Kebanyakan orang lebih focus memikirkan
kenapa bisa ada perbedaan, bukan alasan ada perbedaan. Pada dasarnya jawaban
dari adanya perbedaan itu sangat simple, ulama dari NU dan Muhammadiyah adalah
orang yang berbeda, redaksional dan
kitab-kitab mereka dalam berfiqh pun berbeda.
Perbedaan dari
NU dan Muhammadiyah ini bermula dari cara pandangnya. Jika di hadapkan oleh
pertanyaan, Muhammadiyah akan menjawab “Apakah hal tersebut di contohkan oleh
nabi Muhammad? Jika iya maka lakukanlah, jika tidak maka tinggalkanlah”
sedangkan NU akan menjawab dengan cara yang berbeda yaitu “Apakah hal tersebut
di larang nabi Muhammad? Jika iya maka tinggalkanlah, jika tidak maka jalankanlah”
perbedaan cara pandang inilah yang menjadi kunci utama adanya perbedaan-
perbedaan di dalam kedua organisasi tersebut. Tentunya kedua organisasi
tersebut tidak ada yang salah, dan keislaman mereka pun tidak menimbulkan
perbedaan.
NU sangat
berpegang dengan mahdzab Syafi'i. Otomatis kitab-kitab acuan mereka Ar-Risalah,
Al-Umm, dan kitab-kitab yang lain. Sedangkan untuk Muhammadiyah, mereka sering
menggunakan hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A. (ini yang
menjadikan alasan Muhammadiyah prefer salat tarawih dan witir hanya 11 rekaat,
karena Aisyah meriwayatkan demikian). Mu lebih terbatas pada apa yang pernah
dilakukan/dicontohkan, sedangkan NU lebih fleksibel karena melakukan semua yang
tidak dilarang.
Contoh nyata
yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari- hari yaitu pengajian 3–7–40 hari
setelah seseorang meninggal. Bagi Muhammadiyah pengajian tersebut tidak
diperlukan karena hal itu tidak di contohkan oleh nabi Muhammad, mengadakan
pengajian boleh saja tetapi itu akan sia- sia menurut pandangan Muhammadiyah.
Sedangkan Nahdatul Ulama sendiri memandang dengan cara yang berbeda, NU akan
memandang secara lebih luas tentang apa dari tujuan pengajian tersebut
dilakukan, dan apa esensinya di adakan pengajian tersebut. Orang- orang sering
menganggap bahwa pengajian tersebut di lakukan untuk menambah pahala bagi orang
yang telah meninggal, padahal tidak sama sekali, tujuan dari diadakan pengajian
tersebut adalah untuk mendoakan orang
yang telah meninggal sekaligus untuk menemani keluarga yang sedang berkabung.
Menurut pandangan NU jika hal tersebut tidak di larang oleh nabi Muhammad maka
sah sah saja untuk di lakukan.
Secara umum dua
hal tersebut lah alasan timbulnya perbedaan Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah,
tetapi di samping itu baik Nahdatul Ulama memiliki banyak sekali persamaan.
Karena pada dasarnya sama- sama berpegang teguh kepada sumber yang utama yaitu
al- quran. Namun mengapa implemetasinya berbeda? Hal ini di karenakan perbedaan
implementasi dalam mengartikan ayat- ayat yang ada di dalam alquran. Contoh
lain dari perbedaan yang saya amati yaitu pada sholat tarawih, Biasanya masjid
yang bagian dari afiliasi NU akan menyelenggarakan 23 rakaat dan di tambah
qunut sedangkan yang berafiliasi dengan Muhammadiyah menyelenggarakan 11 rakaat
tanpa qunut, tetapi biasanta di tambah dakwah. Namun balik lagi pada dasarnya
perbedaan tersebut hanya bersifat khilafiyah yang artinya tidak mengapa jika
berbeda, keduanya sama sama sah untuk dilaksanakan.
Selain itu, saya
juga pernah mendengar di kalangan masyarakat perbedaan yang paling mendasar
antara nu dan Muhammadiyah awal berdirinya, NU tersebar di masyarakat pedesaan,
sementara Muhammadiyah tersebar di masyarakat perkotaan. jadi amalan (seperti
bacaan shalat dsb) disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Contohnya pada
bacaan sholat, orang- orang yang tinggal di pedesaan mayoritas penduduknya
bekerja sebagai petani, yang memiliki waktu luang yang cukup banyak oleh karena
itu bacaan sholatnya biasanya Panjang- Panjang bahkan memakai doa qunut.
Sedangkan orang- orang yang tinggal di perkotaan memiliki waktu luang yang
terbilang sangat sedikit, jadi para pengajar mengajarkan bacaan sholat yg lebih
pendek agar mereka tetap menjalankan ibadah. Tetapi meskipun berbeda semua itu
telah di ajarkan oleh nabi Muhammad, jadi umat islam bebas akan memakai bacaan
yang mana.
Bisa dibilang
Nahdatul Ulama atau NU lebih tradisionalis dan pendidikannya lebih kea rah
pondok- pondok klasik, sedanglan Muhammadiyah lebih cendenrung kea rah
progresif dan modern, hal ini ditandai dengan banyaknya didirikan sekolah
sekolah dan universitas Muhammadiyah yang bertebarakan di Indonesia atau bahkan
di luar negri. Sedanglan Nahdatul Ulama bisa dibilang lebih sedikit atau bahkan
tidak ada.
Adanya dua
organisasi ini bisa dibilang di karenakan Para pendiri NU dan Muhammadiyah
bersikap progresif atas permasalahan yang dihadapi umat Islam dengan mendirikan
organisasi yang sesuai kebutuhan umat Islam saat itu,menurut sudut pandang
masing masing pendirinya. Jadi sekali lagi menurut saya nahdatul Ulama dan
Muhammadiyah bukanlah sebuah aliran, melainkan keduanya adalah sebuah
organisasi islam yang hanya memiliki perbedaan implementasi dan cara
pandangnya. Kebijakan dari keduanya sama sama boleh dilakukan, tidak ada yang
salah karena semuanya telah diajarkan oleh rosul. Bedanya jika Muhammadiyah
berdasarkan apa yang di contohkan oleh nabi Muhammad, sedangkan NU berdasarkan
di larang atau tidaknya oleh nabi Muhammad. Nahdatul Ulama lebih cendenrung
berpikir luas dan tradisional, sedangkan Muhammadiyah leboh progresif dan
modernisasi. Lantas apakah keislaman dari Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama itu
berbeda? Silahkan cek saja bacaan syahadatnya, apakah berbeda? Tentu tidak.
Penulis : Inggih Ginasti (mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah
Purwokerto)