Menurut (Muh. Anis,2019), Muhammadiyah merupakan reformasi dari islam yang sangat berpengaruh diIndonesia, gerakannya tersebut didasari oleh ajaran islam yaitu Al Qur’an dan As Sunnah. Muhammadiyah sendiri itu di dirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330 H yaitu tepatnya pada tanggal 18 November 1912 M. Muhammadiyah sendiri itu sangat dikenal dengan perjuangannya di bidang Pendidikan. Disini saya akan menceritakan atau memberikan opini naratif tentang Muhammadiyah yang ada dilingkungan sekitar saya.
Saya menghabiskan waktu anak – anak saya di lingkungan NU, sementara itu setelah dewasa/kuliah saya menghabiskan waktu di lingkungan Muhammadiyah karena saya belajar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dikampus saya belajar lebih dalam lagi mengenai Muhammadiyah, ternyata setelah saya masuk ke PTM itu terdapat banyak perbedaan yang sangat signifikan bagi saya ketika saya berada di lingkungan NU dan lingkungan Muhammadiyah. Karena pada dasarnya NU dan Muhammadiyah itu sangat terkenal dikalangan masyarakat. Nu dikenal dengan toleransinya terhadap tradisi dan adat istiadat yang berlaku di Indonesia, sementara itu Muhammadiyah dikenal oleh masyarakat karena perjuangannaya dalam bidang Pendidikan.
Saya akan menceritakan culture shock saya setelah saya hidup dilingkungan Muhammadiyah di kampus. Dari hal yang biasa kita lakukan yaitu sholat, dulu pada saat saya semester 1 atau 2 saya mengikuti kegiatan mentoring yang diadakan oleh kampus untuk mahasiswa baru di Universitas. Disitu saya dibimbing oleh kaka mentor untuk belajar lebih dalam tentang Muhammadiyah. Saya diberi tugas untuk praktek sholat, tetapi kaka mentor saya mengatakan praktek sholat menggunakan bacaan Muhammadiyah. Setelah diberi tugas itu saya mencari bagaimana bacaan sholat Muhammadiyah itu, sebenarnya saya sudah tau bacaan sholat Muhammadiyah dan NU berbeda namun saya belum mempeljari lebih dalam lagi dulu.
Setelah saya mencari bagaimana bacaan tersebut ternyata banyak sekali perbedaannya. Dari bacaan iftitah sampai bacaan tahiyat pun berbeda antara Muhammadiyah dan NU. Dan ada perbedaan lainnya yaitu mengenai bacaan sholat saat mereka melaksanakan sholat subuh berjamaah, yang dimana di lingkungan saya yaitu NU ketika solat subuh Sebagian besar menggunakan doa Qunut saat akan melakukan sujud di rakaat ke 2. Namun, sebaiknya di Muhammadiyah mereka tidak menggunakan doa Qunut saat sholat subuh.
Perbedaan selanjutnya antara Muhammadiyah dan Nu adalah mengenai sudut pandang contonya saja yang saya ketahui ketika menentukan awal bulan Ramadhan dan bulan lainnya. Yang sering kita lihat saja dilingkungan sekitar kita pada saat akan menentukan awal bulan Ramadhan. Bisanya yang sering saya lihat dan amati Muhammadiyah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan lebih awal satu hari dari NU. Selanjutnya pada saat tarawih NU biasanya 20 rakaat sedangkan Muhammadiyah yang saya ketahui melaksanakan tarawih hanya 8 rakaat. Ternyata Muhammadiyah tidak membaca sholawat / sering kita sebut puji- pujian, sedangkan NU membaca sholawat/ puji – pijian setelah adzan.
Dulu saya mendengar cerita dari teman saya pada saat SMA dia bersekolah di Muhammadiyah jika di Muhammadiyah itu tidak ada yang namanya Pramuka, tetapi di Muhammadiyah itu ada yang Namanya Hisbul Wathan atau biasa disingkat HW, nah HW itu sendiri menurut pandangan saya itu mirip dengan pramuka namun HW / Hisbul Wathan sendiri merupakan kepanduan dari sekolah sekolah yang berbasis keagamaan. Sedangkan pramuka itu kepanduan yang berada pada sekolah– sekolah umum yang ada di sekitar masyarakat kita atau sekolah - sekolah non Muhammadiyah. Selanjutnya ada yang namanya IPM di dalam Muhammadiyah ini hampir mirip dengan OSIS.
IPM sendiri setahu saya adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan gerakan Islam yang mendakwahkan Amar ma'ruf Nahi munkar di kalangan mahasiswa yang bersumber dari Al-Qur'an dan As Sunnah. IPM ini adalah organisasi pelajar di Muhammadiyah yang berdiri atas dasar ke islam an dan semua konsepnya menurut ideologi islam. Yang saya dengar IPM itu berdiri atas nama islam dan semuanya harus berlandaskan islam, seseorang yang berbeda keyakinan boleh saja mengikuti kegiatan IPM namun struktur kepengurusannya itu harus berkeyakinan tentang islam.
Berbeda dengan OSIS yang saya ketahui OSIS sendiri tata pengelolaannya bisa mencangkup semua keyakinan, semua itu berhak ikut andil dalam sebuah kepengurusannya, baik itu agama lslam ataupun yang berbeda keyakinan. Nah ruang lingkup IPM itu luas bisa di sekolah, desa, kecamatan, dan lain sebgainya, sedangkan OSIS sendiri ruang lingkupnya tidak luas hanya ada di sekolah dan lingkungan sekitarnya saja. Ini merupakan hal baru yang saya ketahui tentang Muhammadiyah, dulu saat saya sekolah saya hanya mengetahui tentang OSIS saja. Namun setelah saya berada dilingkungan Muhammadiyah saya menjadi lebih tahu banyak hal tentang Muhammadiyah.
Saat ini saya menginjak semester 4 di Universitas Muhammdiyah Purwokerto dan saya mengambil mata kuliah Kemuhammadiyahan, hal – hal yang lain yang saya ketahui tentang Muhammadiyah yaitu mereka tidak ada yang namanya tahlilan, kenduren, yasinan, dan lainnya. Di lingkungan saya masih banyak acara seperti tahlilan dan lainnya, biasanya acara ini dilakukan masyarakat sekitar untuk mendoakan kerabat mereka yang sudah meninggal dengan melakukan tahlilan, biasanya mereka mengundang tetangga – tetangga mereka untuk ikut serta membantu mereka untuk mendoakan kerabat mereka yang teah meninggal dunia.. Ini adalah tradisi yang dilakukan ketika sebuah keluarga baru saja mengalami musibah dengan mereka memberikan makanan kepada tamu yang telah diundang untuk ikut berdoa.
Menurut saya ini merupakan sebuah perbedaan yang sudah biasa dan banyak diketahui oleh orang lain, namun bagi saya ini
adalah hal baru untuk dipelajari guna memperluas wawasan saya
tentang Muhammadiyah.
Meskipun saya
baru kenal dilingkungan Muhammadiyah tetapi saya tetap menghormati dan menjalin hubungan yang baik satu sama lainnya.
Meskipun demikian saya tetap senang
dan tentunya dapat belajar lebih dalam lagi mengenai Muhammadiyah. Dan dengan
ini saya menjadi tahu apa saja perbedaan yang ada setelah saya tinggal di lingkungan Muhammadiyah.
Penulis : Dewi Hanggoro Ratri (mahasiswa
Prodi Manajemen Universtas Muhammadiyah Purwokerto)