Diamika mengenai kehidupan yang heterogen mengenai aliran
keagamaan yang dianut tidak menjadikan halangan untuk tetap istiqomah
menjalankan ibadah beserta menegakkan ajaran-ajaran islam. Kami sekelompok
mencoba untuk sowan atau berkunjung ke kediaman pimpinan ranting muhammadiyah
cabang kembaran. Menurut beliau tugas dari pimpinan ranting maupun cabang
muhammadiyah itu sama tidak ada yang membedakan. Namun yang membedakan hanya
struktur organisasinya.
“Kalau cabang itu tingkat kecamatan, kalau ranting itu tingkat
desa. Tugasnya sama kita berdakwah. Simpelnya begitu”. Tutur beliau. Dakwah
yang disampaikan setiap aliran keagamaan semua sama. NU berkiblat pada mazhab
sedangkan muhammadiyah pada manhaj. NU lebih spesifik pada mazhab imam syafi’i.
Kalau muhammadiyah memang tidak bermazhab tetapi bukan berarti anti mazhab.
Muhammadoyah lebih memilih netral artinya tidak bermahzab tetapi tidak juga
anti mazhab.
Muhammadiyah harus dikembangkan lebih lanjut sekarang dan di
masa depan. Jika ingin ikut serta memajukan umat, bangsa dan dunia kemanusiaan secara
universal, maka Muhammadiyah sendiri harus maju terlebih dahulu. Para pemimpin
muhammadiyah juga harus memahami apa perannya dan apa yang ingin dilakukannya
untuk memajukan Muhammadiyah sekarang dan di masa depan. Muhammadiyah harus
hadir memenuhi perannya sebagai gerakan dakwah dan tajdid yang berkemajuan. Tentu
juga memiliki agenda strategis antara lain: memperkaya dan mengaktifkan secara
rutin kegiatan pembangunan keagamaan dalam kerangka Tarjih, Tajdid dan Tabligh
yang dinamis dan transformatif.
Menggerakkan semua sumber daya yang berpeluang sehingga memungkinkan
untuk memperkuat kemajuan gerakan unggul. Mengenai program yang dijalankan
sebenarnya tidak ada program khusus yang dijalankan tetapi semua sama, misal dari
pimpinan pusat memiliki program berati mereka juga harus mendeklarasikan
program tersebut ke seluruh ranah nasional. Untuk program sudah dibagi
berdasarkan tugas per cabang maupun ranting sehingga program kerja terencana
dan terstruktur tidak merambat kemana-mana.
Setiap struktur dari ranting cabang hingga pusat diharapkan
memiliki amal usaha. Setiap ranting harus memiliki amal usaha, minimal
mempunyai program pengajian rutin. Amal usaha secara singkat dapat diartikan
mempunyai usaha untuk beramal. Macam amal usaha dapat dikategorikan dalam
berbagai macam, ada masjid, TK, SMP, SMA/K. Cabang kembaran mengalami pemekaran
pada muktamar-46. Amal usaha dapat dipastikan dikelola oleh pimpinan cabang
masing-masing. Kembaran memiliki 2 cabang muhammadiyaj yaitu cabang keramat dan
cabang kembaran.
Kebetulan banyak amal usaha yang berkembang di cabang
keramat. Sedangkan kembaran merupakan daerah baru hasil pemekaran sehingga
belum mempunyai amal usaha untuk wilayah cabangnya, sedangkan untuk setiap
ranting sudah punya amal usaha semua. Amal usaha berkontribusi pada bidangnya
karena amal usaha mempunyai sebuah lembaga walapun dalam muhammadiyah sendiri
pada strukturnya dan majelis dan lembaga. Mengenai keunggulan berbagai
organisasi masyarakat, beliau sepakat bahwa masing-masing memiliki keunggulan.
Antara NU dan muhammadiyah saling bahu membahu membangun amal usaha yang mana
memang fungsi dan tujuan utama sebagai jalan dakwah dalam menyebarkan ajaran
islam. Masing-masing mempunyai kelebihan untuk berkiprah. Bukan untuk bersaing
tapi masing-masing memang mempunyai usaha untuk beramal.
Apabila kita menganut salah satu aliran keagamaan berarti
kita harus menyakininya juga. Beliau berkata, “kalau orang boleh mengatakan
saya mempunyai pegangan ini benar. Saya harus meyakini bahwa saya menjadi orang
bermanhaj muhammadiyah itu saya benar”. Tetapi yang perlu digaris bawahi bahwa
muhammadiyah merasa benar tetapi tidak merasa paling benar. Muhammadiyah punya
cara untuk mendukung bahwa suatu kebenaran harus diyakini, contohnya
muhammadiyah mempunyai majelis, lembaga beserta ortom.
Pada lembaga muhammadiyah terdapat berbagai lembaga. Lalu ada
majelis tarjih dan tajdid, kalau mengambil dari kata tarjih sendiri berarti
berat artinya memilih membenarkan. Ketika sidang menentukan bahwa pendapat dari
majelis tarjih ini ada kebenaran, maka ketika proses sidang semua ormas islam
diundang untuk ikut berpendapat. Sehingga pandangan yang diambil muhammadiyah
berbobot dan ada pandangan dari organisasi lain sebagai pembanding untuk
mendukung pandangannya tidak hanya dari pendapatnya sendiri.
Pesan dari beliau: “Kalian harus merasa percaya diri kuliah
di sebuah perguruan tinggi swasta yang cukup besar. Untuk itu berharap dan
berbaik sangka berkuliah disebuah perguruan tinggi ormas yang diberkahi oleh
Allah SWT. Kenali juga manhaj muhammadiyah. Muhammadiyah itu benar, merasa
benar dan punya dukungan untuk membenarkan pendapatnya tetapi tidak merasa
paling benar”.
Penulis : Rikhanaya Zahrya Putri, Imtiyaz Tsanaa’ Abdullah, Prina
Naura Salsabila (mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah
Purwokerto).